Halaman

Jumat, 27 Juli 2012

Iqra!


“Wah ini susah kalau dilanjutkan…”

Deg!

“Bagaimana caranya merekayasa kalau mekanisme biosintesisnya aja belum diketahui?”

Hening,  pertanyaan itu tak segera kujawab. Otak ini bingung, sama bingungnya ketika pertama kali disuruh mengeja 2,3-dihydro-3-hydroxy-tabersonine-N-methyltransferase.

“Jadi… gimana Nisa??”

Masih hening, sebagian hati meng iyakan, sebagian besar lainnya justru merasa tertantang.

“Tapi… ini feasible dilakukan kan Bu?” tanyaku ragu, aku masih keras kepala.


---

"Part of explanation is that the DNA, RNA and protein levels of the regulation mechanism are still unclear in TIAs pathway"

Pernyataan itu sudah cukup jelas sebenarnya. Cukup jelas untuk membuatku menyerah dan segera mencari topik baru.

Didukung dengan pernyataan serupa dari berbagai jurnal, skema-skema jalur biosintesis yang belum rampung, protein x (unknown protein) di beberapa jalur reaksi  penting (menyatakan bahwa protein (enzim) yang terlibat dalam biosintesis tersebut masih belum teridentifikasi)…

Hmm..

Setelah mencoba mempelajari beberapa jurnal untuk membuat proposal tugas akhir, aku justru semakin bingung. Semakin banyak yang di baca, semakin banyak informasi yang bertentangan satu sama lain. Potongan-potongan informasi itu bagaikan puzzle yang harus kususun, sayangnya puzzle itu belum lengkap. Banyak bagian yang belum diketahui, bahkan dengan peralatan canggih yang dimiliki oleh orang-orang di luar sana sekalipun.

Haruskah aku menyerah? Haruskah?


“Iqra’bismi rabbikalladzii khalaq”
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan”

Apabila suatu kata kerja yang membutuhkan objek tetapi tidak disebutkan objeknya, maka objek yang dimaksud bersifat umum. Iqra dalam ayat ini bukan hanya berarti membaca teks atau sebuah naskah. Iqra bermakna menelaah, meriset, merenungkan, bereksperimen dan berkontemplasi.  Objek yang dimaksud dapat berupa bacaan suci yang datangnya dari Allah swt. hadist shahih, maupun hasil karya manusia berupa handbook ilmu pengetahuan, juga berupa fenomena-fenomena alam maupun sosial.

“Iqra’bismi rabbikalladzii khalaq ; Khalaqal insaana min’alaq ”

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan ; Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”

Kata iqra dalam ayat ini disertai dengan kalimat bismi rabbika lladzi khalaq yang bermakna “dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan”. Di sini Allah mengaitkan kata “membaca” dengan “nama Allah”, tujuannya agar pelakunya selalu melakukan kegiatan yang bersifat ilmiah dengan keikhlasan hanya mencari keridoan Allah swt., sehingga ilmu yang didapatkannya semakin membuat dirinya merasa takut pada-Nya.

Sementara khalaqal insaana min’alaq merupakan cara untuk menyadarkan manusia tentang hakikat jati dirinya. Agar kegiatan meriset tersebut tidak menyebabkan arogansi intelektual merasuk ke relung hatinya dan semakin menyadarkan bahwa dirinya kecil di hadapan Allah swt.

“Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah ; Yang mengajarkan manusia dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” Qs Al Alaq ayat 3-5.

Sangat jelas, dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril, Allah menyuruh manusia untuk mempelajari ilmu-Nya. Semata-mata mencari rido Allah swt. dengan membaca, menelaah, meriset, merenungkan, bereksperimen dan berkontemplasi berulang-ulang. Menarik bukan?



Jadi.... akankah aku menyerah?

Tentu tidak :) 
aku adalah calon ilmuwan, sudah tugasku melengkapi puzzle-puzzle itu.
meskipun dalam keterbatasan, hanya sebagian kecil, tak bergambar, sekedar bentuk atau bahkan bayangan..

Iqra! Itulah yang sedang dan akan terus kulakukan, insyaallah :)

Katakanlah (Muhammad) : “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)” Qs Al Kahf ayat 109.


Semangat scientist!! :D





Sumber :

  • Al Quran dan terjemahannya : Edisi Ilmu Pengetahuan
  • Amiruddin, Aam. 2004.Tafsir Al Quran Kontemporer : Juz Amma Jilid I, Edisi Revisi. Khazanah Intelektual.
  • Zhou, M-L., Hou, H-L., Zhu, X-M., Shao, J-R., Wu, Y-M., Tang, Y-X. (2010). Molecular regulation of terpenoid indole alkaloids pathway in the medicinal plant, Catharanthus roseus. Academic Journals. pp.663-673.

Selasa, 24 Juli 2012

-___- <(#$%^&&*&@$%$%@$!)


Mengapa otakku ini mudah sekali terdistraksiiii

Oleh gulungan kain flannel yang belum dipakai, edelweiss kering diatas lemari, kapal kecil dalam botol, cawan petri dengan koloni bakteri yang nyaris kering. Terdistraksi dengan butiran pasir dalam botol-botol, berwarna-warni, mengamati cangkang mollusca yang teronggok diam nyaris tenggelam, capung terbang yang terjebak dalam kotak kaca bening, mading biru yang kini tertutup lemari sebagian, topeng kelinci yang menatap jail, dan gajah tengil yang duduk diatas bulan sabit.

Tiba-tiba seekor burung penghisap madu terbang di hadapan wajahku. Menghalangi sudut pandang mata terhadap kursor, lalu berubah menjadi kapal ruang angkasa. Terbang ke orbit bumi, membentuk habitable zone nya sendiri, dan meluncur ke arah “mantan” pelanet terluar.

Pluto kecil yang diameternya tak lebih panjang dari tembok besar China.

Menari-nari bersama Charon yang setia.

Saling menatap di tengah sunyinya tata surya dan dinginnya luar angkasa.

Hwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah…



Hari ini langit tak berawan...
Ah iya, kemana awan?
Dasar angin usil…

Hah.. rindu diusili dan mengusili… :’(


#tutup file tugas, tutup laptop dan pergi
#ayo memasaaaaaaaaak!

Senin, 23 Juli 2012

Hari ini kami belajar :)

Jualan Al Hayaat hari-1


Pagi itu langit cerah sekali, orion masih bisa menyapaku di bagian langit utara. Selepas shalat shubuh aku segera berangkat menuju kampus. Niatku hanya satu, melaksanakan amanah yang selama ini sempat kukesampingkan.

Ketika sampai kampus, matahari sudah menunjukkan sinarnya yang hangat, menyeimbangkan udara pagi dan angin yang dingin. Saat itu masih pukul setengah tujuh pagi dan kampus masih sepi. Hanya terlihat beberapa calon mahasiswa baru, dengan penuh semangat datang lebih pagi dari jadwal pendaftaran ulang yang ditentukan.

Waktu terus berjalan, saat itu baru ada aku, Udin dan Hery. Kami belum bisa berjualan karena barang dagangan belum datang.

Lewat jam tujuh pagi, niatku mulai rapuh. Setengah pikiran melayang pada laporan KP dan proposal TA yang menuntut  diselesaikan minggu ini juga. Sempat terbersit penyesalan, andai saja aku memilih untuk diam di rumah dan menyelesaikan tugas-tugas itu…
 _ _ _

Pukul 08.30

Tahun ini proses daftar ulang dibagi dalam 4 kloter selama 4 hari. Konsekuensinya suasana di Sabuga sepi, kurang kondusif untuk berjualan. Dan ternyata kami datang kepagian..
Dengan persiapan yang minim, kami memutuskan untuk tetap berjualan. Semuanya berjalan baik-baik saja, meskipun dagangan kami tidak begitu laku.

Karena berkeliling dirasa kurang efektif, akhirnya kami menggelar karpet dan membuka lapak di area parkir mobil. Berharap orang tua mahasiswa yang membawa kendaraan bersedia membeli dagangan kami. Tapi sudah lewat beberapa puluh menit, suasana masih saja sepi. Kami kehilangan fokus, duduk-duduk di karpet, menjaga dangangan dengan bacaan masing-masing, Ellis dengan tugas KPnya, Dina dengan komiknya dan aku dengan jurnal referensi proposal TA.
Sampai tiba-tiba Udin datang dengan wajah pucat.

“Kenapa Din? Laku berapa kaosnya?”

“Nanti aku ceritain”.
Saat itu ada beberapa orang calon pembeli (?) sedang mampir ke lapak kami sehingga agak sulit untuk membicarakan masalah dagang internal. Tak lama Herry menyusul Udin dari belakang.

“Barusan CD E-Booknya kejual satu.. aku jual 35.000, padahal seharusnya harganya 20.000”.

“Hah, kok bisa begitu??”

“Barusan kami asal ngomong, belum tau harga jual yang sebenernya… Aduh gimana ya, aku merasa bener-bener bersalah sama pembelinya”. Ternyata itu yang membuat wajahnya begitu pucat.

“Di mana jualannya?”

“Di atas kak”. Jawab Herry.

Akhirnya aku dan Herry kembali ke gerbang Sabuga sambil membawa dua wadah gantungan kunci. Alhamdulillah pembelinya masih ada, seorang ibu berambut pendek dengan baju krem. Segera kami mengembalikan kelebihan uangnya dan meminta maaf. Setelah itu kami langsung menuju kumpulan ibu-ibu terdekat, menawarkan gantungan kunci yang kami bawa.

Alhamdulillah, ibu-ibu pertama yang kami datangi ternyata langsung membeli dagangan kami.
10 gantungan kunci sekaligus! Selembar uang 100.000 segera berpindah tangan. Subhanallah…

Jika saja kami memutuskan untuk tidak memberikan kelebihan uang pada ibu pembeli CD…
Dan jika saja kami memutuskan untuk tetap berdiam diri di tempat parkir..

Ya, Allah memang Maha Pemurah bukan??


23 gantungan kunci dan satu buah pin yang berhasil kami jual selama 3 jam terasa cukup memuaskan. Memang tidak seberapa, tapi setidaknya ada pelajaran yang bisa diambil. Pelajaran tentang niat baik dan kejujuran. Sejenak, aku lupa dengan urusan KP dan TA.. haha

Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang,” (Muttafaqun ‘alaih)

Wallahualam…



Terimakasih teman-teman Al Hayaat, Udin dan Herry yang telah bersedia ikut dalam perburuan harta karun.  Dan teman-teman Al Hayaat Mikro Hilman, Ellis, Sri, Dina, Tika, Indra.
Semoga Allah mempermudah langkah kalian.
dan bagi yang sering mengingatkanku ketika mataku hampir dibutakan oleh keuntungan semata,
Semoga Allah senantiasa memberikanmu kebesaran hati.. :)

Minggu, 22 Juli 2012

Diving with whales

Mamalia besar itu sering disebut ikan. Padahal bukan ikan.
Mereka melahirkan, mengasuh dan menyusui anaknya, sama seperti kita.
Mereka besar, tapi pemalu..
Cerdas... memiliki rasa terhadap sesama
Penuh daya tarik dan penuh misteri

Ah.. mereka seperti balerina yang begitu lembut diantara luasnya lautan...

Diving with whales \(^,^)/
Sangat ingin sekali ya Allah....

Semoga suatu hari nanti... :')








Jumat, 20 Juli 2012

Ah! Vous dirai-je Maman?


Twinkle, twinkle, little star,
How I wonder what you are!
Up above the world so high,
Like a diamond in the sky!

Repeat:
 *Twinkle, twinkle, little star,
How I wonder what you are!*

When the blazing sun is gone,
When he nothing shines upon,
Then you show your little light,
Twinkle, twinkle, all the night.
(*repeat)

Then the traveller in the dark,
Thank you for your tiny spark,
He could not see which way to go,
If you did not twinkle so.
(*repeat)

In the dark blue sky you keep,
And often through my curtains peep,
For you never shut your eye,
Till the sun is in the sky.
(*repeat)

As your bright and tiny spark,
Lights the traveller in the dark,—
Though I know not what you are,
Twinkle, twinkle, little star.

   

Teman-temanku selalu tertawa heran jika mendengar simfoni itu setiap subuh, mengalir lembut dari HPku. 
Secepat kilat otakku merespon untuk membuka mata dan bangkit dari tempat tidur. 
Sudah kucoba untuk menggantinya, tapi ternyata memang tak tergantikan.. 
Efeknya lebih dahsyat dibandingkan dengan Bonamana-nya SuJu.. hehe :D


Siapa yang tak kenal dengan Twinkle-Twinkle Little Star?
Lagu anak-anak yang satu ini memang laguku banget, melodinya lembut, liriknya sederhana tapi bermakna, menjadikannya sebuah lagu yang manis :')


My little star , (crayon on paper at new paint :p)

Twinke-Twinkle Little Star yang berjudul asli The Star sebenarnya merupakan sebuah puisi anak-anak karya Jane Taylor dan saudaranya Ann yang dipublikasikan dalam sebuah buku berjudul Rhymes for The Nursery pada tahun 1806 di London, Inggris.

Pada tahun 1838, puisi tersebut dinyanyikan dengan melodi Ah! Vous dirai-je Maman yang telah diaransemen ulang oleh  Wolfgang Amadeus Mozart. 

Beberapa sumber menyebutkan bahwa Mozart membuat variasi Ah! Vous dirai-je Maman  
 dalam kunjungannya ke Paris pada April-September tahun 1778. Namun berdasarkan revisi Katalog  Kochel (katalog yang memuat seluruh hasil komposisi musik karya Wolfgang Amadeus Mozart secara kronologis), ditemukan bahwa variasi Ah! Vous dirai-je Maman (K.265 menjadi K.300e) dibuat Mozart pada tahun 1781-1782 di Vienna.

Berdasarkan film tentang Mozart yang pernah kutonton, manusia yang satu itu memang  superrrrrrrrr jenius terutama dalam hal musik. Mozart mampu menghapalkan sebuah lagu dan mengulangnya dengan komposisi yang jauh lebih sempurna hanya dengan satu kali dengar. Dalam partitur-partitur yang ia buat tidak ditemukan coretan-coretan karena ia telah menciptakan komposisi yang sempurna sekaligus dalam kepalanya!

CMIIW.. :D


Oh ya, isi sajak Ah! Vous dirai-je Maman sendiri, ternyata jaaaaaaaaaaaaauh dari lagu anak-anak loh. Silakan cek! :D

Ah ! vous dirai-je, maman,

Ce qui cause mon tourment?
Depuis que j'ai vu Silvandre
Me regarder d'un air tendre,
Mon coeur dit à tout moment:
Peut-on vivre sans amant?

L'autre jour, dans un bosquet
Il me cueillait un bouquet;
Il en orna ma houlette,
Me disant: Belle brunette,
Flore est moins belle que toi,
L'amour moins épris que mois.

Je rougis et par malheur
Un soupir trahit mon coeur;
Le cruel, avec adresse,
Profita de ma faiblesse:
Hélas! maman, un faux pas
Me fit tomber dans ses bras.

Je n'avais pour tout soutien
Que ma houlette et mon chien;
Amour, voulant ma défaite,
Ecarte chien et houlette:
Ah! qu'on goûte de douceur
Quand l'amour prend soin d'un coeur!

(sumber : Jean Gilleguin. 1909. La Chanson française du Xve au XXe siècle. Paris)


Lagu yang dalam bahasa Indonesia berarti "Ah! Akankah kuberitahu padamu Ibu?" itu mengisahkan tentang pengakuan seorang gadis pada ibunya. Gadis tersebut merasa jatuh cinta pada  pemuda bernama Silvandre. Namun nampaknya di akhir sang gadis merasa menyesal atau tersiksa karena perasaannya itu (tersirat pada dua bait terakhir, cmiiw).



nggak papa lah ya, bukan buat laporan ini.. :p

Kamis, 19 Juli 2012

Selamat Datang Ramadhan! \(^,^)/



"Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji ke Baitullah.” HR. Bukhari.


Sambut Ramadhan dengan jiwa yang bersih
Semoga Ramadhan kali ini bisa dilewati dengan lebih baik :)
Selamat menunaikan ibadah puasa! :D


Check this! Amalan Khusus Menyambut Ramadhan



Rabu, 18 Juli 2012

My Zeiss, My Bosscha


Pagi itu cuaca cerah, segerombolan anak kelas 4 SD dengan ransel berisi makanan mengantri untuk masuk kedalam bis. Mereka hendak piknik hari itu.

Salah satu tempat yang dikunjungi adalah Bosscha, obeservatorium tua, milik Indonesia satu-satunya.

Anak-anak berbaris dipimpin oleh gurunya yang berada paling depan, beriringan masuk kedalam ruang multimedia. Didalam sana gelap, tampak maket tata surya yang sudah usang dengan kawat penyangga yang aga bengkok, disimpan di bagian belakang ruangan. Di dindingnya, dipajang patung K.A.R. Bosscha, orang yang berkontibusi besar dalam proses berdirinya Bosscha.

Anak-anak duduk pada kursi yang berderet membentuk shaf dengan lorong ditengahnya, mereka disuguhi film pendek mengenai Bosscha dan alam semesta. Semuanya memperhatikan dengan takjub, tak terkecuali seorang anak yang duduk dalam barisan yang paling dekat dengan patung K.A.R Bosscha.

Setelah film selesai, ia dan teman-teman yang lain dibawa menuju  bagunan putih berkubah, bergaya Belanda. Di sepanjang lorong menuju ruang tengah dipajang beberapa foto galaksi dan nebula. Ya, nebula, sekumpulan partikel luar angkasa yang muncul akibat adanya ledakan bintang, setidaknya itulah yang ia baca di ensiklopedia kesayangannya.

Disanalah Zeiss, teropong tua itu berada, begitu besar, putih dan...tua.

Anak itu berdiri paling dekat dengan lantai bundar di bawah teropong, yang diberi pagar pembatas untuk pengunjung. Dia tidak begitu memperhatikan penjelasan pemandu mengenai sejarah Zeiss. Teropong itu begitu besar baginya, dan memiliki daya tarik tersendiri sehingga ia memperhatikannya lekat-lekat. Tampak beberapa kabel menjuntai pada bagian bawah teropong, selain itu terdapat beberapa alat seperti jam dengan jarum-jarum penunjuk, bentuknya sangat klasik, seperti jam yang biasa dilihatnya di stasiun, tombol-tombol, lensa-lensa untuk pengamatan, tuas untuk mengatur posisi teropong, dan sebuah kursi pengamatan yang tampak nyaman digunakan untuk tidur.

Ia tambah takjub ketika lantai bundar itu ternyata bisa dinaikkan keatas, dan terpana melihat kubah yang beratnya ber ton-ton itu ternyata bisa berputar. Anak itu memperhatikan roda gigi yang berputar dan rantai yang berderak seiring dengan berputarnya kubah, menggantung pada salah satu bagian dinding silinder ruangan. Seberkas cahaya matahari masuk, menerangi ruangan yang gelap ketika katup kecil pada kubah terbuka.

Pemandu kembali menjelaskan kepada pengunjung, mengenai cara kerja Zeiss. Kali ini anak itu memperhatikannya dengan seksama. Sebenarnya ia begitu kecewa, ia sangat berharap bisa mencobanya sendiri. Namun sayang, pengunjung tidak boleh menyentuh Zeiss, bahkan sekedar naik ke atas lantainya. Pemandu berkata bahwa Zeiss adalah sarana penelitian, dan sudah sangat tua, akan sulit mencari suku cadangnya jika ada salah satu bagian yang rusak karena suku cadangnya sudah tidak diproduksi lagi.

Penjelasan selesai, kubah ditutup dan rantai diturunkan kembali. Pengunjung beriringan berjalan keluar. Namun anak itu tetap diam di tempat. Bulan lalu ia baru mendapatkan ensiklopedia  mengenai alam semesta, sebuah buku berwarna setebal 24 halaman yang begitu menggoda untuk dibaca dan segera ia habiskan seketika setelah ia beli. Isinya menarik, ada keterangan mengenai sejarah penentuan waktu, Stonehenge, suku Maya dan Inca, penjelasan tentang 11 pelanet, riwayat matahari dan bintang, galaksi.... banyak hal. Namun ada beberapa hal yang belum dimengerti oleh anak itu dan ingin ia tanyakan kepada pemandu yang tampak pintar baginya.

“Pak, saya mau tanya, apakah ada yang lebih besar dari Betelgeuse? Apa saya bisa liat Betelgeuse?”

“Ada, ada beberapa bintang yang lebih besar dari Betelgeuse, salah satunya Antares. Kalau ade mau liat betelgeuse, liat di rasi orion, di bagian yang bentuknya kayak sabuk”. Jawab pemandu ramah sambil merapikan kabel-kabel.

“Pulsar itu apa pak? Alam semesta bisa berkembang sampai sebesar apa?”

“hmm...”

Ada jeda yang membuat ruangan tampak hening, menyadarkan sang anak bahwa ia satu-satunya pengunjung yang tersisa. Sepertinya pemandu itu sedang berusaha mencari penjelasan yang mudah dimengerti oleh anak-anak.

Tiba-tiba wali kelas anak itu datang dan menyuruh sang anak untuk segera keluar, karena perjalanan piknik akan dilanjutkan ke tempat lain. Setelah mengucapkan terimakasih, sang anak menurut saja, ditarik keluar oleh sang guru. Sambil berjalan tergesa-gesa (karena ditarik sang ibu guru), matanya tak lepas dari bangunan berkubah bundar itu. Hari itu, ia menemukan hal yang baru dan menarik baginya. Teropong tua Zeiss.

Ia berharap suatu saat nanti dapat melihat langit dari sana, melihat betelgeuse nya sendiri...:)

Senin itu.. ketika hanya ada aku dan Zeiss :)

ditulis  9 September 2011 jam 23:04 

ahn-truh-pruh-nur


Politik

Politik (po.li.tik) [n] /1. (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (spt ttg sistem pemerintahan, dasar pemerintahan)/2. segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dsb) mengenai pemerintahan negara atau thd negara lain /3. cara bertindak (dl menghadapi atau menangani suatu masalah) --Kamus Bahasa Indonesia--

Lapangan yang mungkin nggak akan pernah aku sentuh, bahkan mungkin kuhindari.

Bukan sekedar karena penuh intrik. Tapi karena aku selalu merasa cupu, nggak ngerti apa-apa. Mentalku nggak cukup kuat untuk mencernanya. Jadi setiap kali ada yang berbicara, berdebat mengenai ini, aku hanya melongo. Dan kalau ada yang mengajak debat, rasanya ingin ketawa sekaligus menangis (?).

Termasuk politik di tubuh kemahasiswaan, yang seringkali dilandasi emosi dan kepentingan golongan.

Kemahasiswaan (ke.ma.ha.sis.wa.an) [n] seluk-beluk mahasiswa; yang bersangkutan dng mahasiswa --Kamus Bahasa Indonesia--


Tidak berpolitik bukan berarti tidak peduli kondisi sosial kan?

Setiap orang berhak menentukan jalannya masing-masing, dan politik bukan jalan yang akan kupilih. Jadi aku menceburkan diri ke jalan (kolam?) lain, entrepreneur.

Entrepreneur ; (ahn-truh-pruh-nur) /1. the owner or manager of a business enterprise who, by risk and initiative, attempts to make profits/ 2. a middleman or commercial intermediary. --Collin English Dictionary--

Ah, mungkin belum bisa disebut menceburkan diri… Bisa dibilang baru becek-becekan. Baru sebatas teori. Belum start up (malu) :’>

Bagiku entrepreneur adalah sebuah tantangan yang besar dan keren. Entrepreneur dituntut untuk menciptakan sebuah ide yang desirable, feasible dan viable (IDEO, 2011). 

Three lenses in design thinking (IDEO, 2011)


Feasibility bisa dihitung diatas kertas, diuji dan diteliti. Sifatnya kuantitatif. Yang paling susah itu desirable, karena berkaitan dengan rasa, dengan hati, dengan emosi. Dengan manusia.
Ide itu selanjutnya direalisasikan tentunya by risk and initiative.

Dan inovatif, supaya viable.

Menurutku, salah satu contoh kerennya adalah keripik pedas Maicih. Makanan ringan pedas itu super desirable, orang Indonesia mana yang nggak kenal dan nggak suka keripik pedes?? (kecuali yang nggak kuat pedes)

Makanan itu bukan barang baru, bahkan bisa dibilang makanan tradisional. Sangat feasible untuk dibuat, proses produksinya nggak susah, bahannya mudah didapatkan, biaya produksi terjangkau sehingga harga jual juga terjangkau.

Tapi yang membedakan adalah komposisi, kemasan dan marketingnya. Ada inovasi disana. Level kepedasan yang berbeda, kemasan yang menarik, mekanisme pemasaran via online, toko berjalan.. Maicih berani ambil resiko dengan membuat sistem pemasaran baru. sangat viable.

Dan seperti yang kita tau, pada akhirnya keripik pedas Maicih itu memiliki nilai jual yang meningkat berkali-kali lipat dibandingkan keripik pedas tak bermerk.

Keren ya…

Ayo jadi entrepreneur!



Dalam kegalauan otak, membangun semangat, mencari ide, memikirkan strategi untuk keuangan Al Hayaat dan keuangan pribadi. 

Selasa, 17 Juli 2012

Negeri ini dibangun dengan CINTA seorang wanita


Malam ini langit begitu gelap dan mendung..
Karena awan tak bersahabat, aku tak bisa memandangi gagahnya Scorpion atau mengintip Betelgeuse di sabuk Orion dari jendela kamarku… sayang sekali..

Seperti malam-malam liburan sebelumnya aku termenung menatap langit di balik jendela.. Pikiranku lari kesana kemari. Mencari ruang dalam tempurung kepala yang sempit.

Kali ini ia berlari menuju sebuah objek..

ulekan..


Ya, ulekan, coet, c-o-e-t, mutu, mortar dan pestle (purba) apapun sebutannya untuk sepasang batu itu.

Benda yang setia menemani 21 tahun berjalannya keluarga kecilku. Benda yang sudah genap berusia 60 tahun. Diwariskan oleh nenek segera setelah ayah menikah (karena khawatir anaknya nggak bisa makan pake sambel Padang dan rendang di tanah perantauan hehe).

Benda itu selalu berada di salah satu sudut dapur. Nyaris tak pernah bersih karena digunakan lebih dari dua kali setiap hari. Memang bukan benda yang mewah (sama sekali), tapi tanpa itu aku nggak punya kepercayaan diri untuk memasak. Meskipun sekarang (dari dulu juga udah) ada yang namanya blender, tetep aja mencacah dan menumbuk adalah dua hal yang berbeda..

Ketika aku berumah tangga nanti (kapan??), benda itu yang akan kucari duluan dibandingkan happ*ca** atau barang-barang semacamnya.. haha :D

Ulekan dan bawang-bawangnya :D



Mungkin orang akan berpikir bahwa benda itu bukan benda yang penting untuk dibicarakan, apalagi sampai dibuat tulisan di blog macam ini (kecuali oleh orang yang nggak ada kerjaan macam aku :p).

Tapi tahukah, ulekan itu memegang peranan penting dalam sejarah kemerdekaan Negara Indonesia??!
#serius dan penting

Ketika itu, Soekarno muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa di Technische Hogeschool (Institut Teknologi Bandung) merasa jatuh cinta pada Inggit Garnasih (Ibu kos Soekarno) yang usianya terpaut 13 tahun lebih tua. Gayung bersambut, Inggit yang saat itu telah berstatus sebagai istri dari Sanusi, juga terpikat pada pembawaan Soekarno yang cerdas dan menyenangkan. 
Atas restu dari suaminya, Inggit diceraikan dengan syarat.

“kau kuceraikan, asalkan kau menikah dengan Soekarno. Jika ada sesuatu yang terjadi, kau boleh kembali padaku”.

Sanusi menyadari bahwa Soekarno akan menjadi seorang yang besar. Untuk itu, Soekarno muda membutuhkan seorang pembimbing yang tiada lain adalah Inggit Garnasih.

Sebagai seorang istri yang berbakti, Inggit membantu suaminya mencari nafkah dengan berjualan jamu dan bedak yang beliau racik sendiri (menggunakan ulekan :) ). Uang yang dihasilkan digunakan untuk membiayai hidup, sekolah Soekarno dan pergerakan beliau membangun kemerdekaan Indonesia (nah, penting kan perannya).

Perjuangan Inggit Garnasih tidak hanya sebatas materi. Beliau yang tulus memberi, mengangkat jiwa Soekarno ketika hampir jatuh menyerah. Beliau yang rela berjalan kaki berkilo-kilo meter dari rumahnya (Sekarang Jl. Inggit Garnasih atau Jl. Ciateul) menuju penjara Sukamiskin untuk mengantarkan buku-buku dan berita-berita pergerakan pada Soekarno.

Bahkan ketika Soekarno tidak mampu melaksanakan tugasnya mencari nafkah (saat diasingkan), Inggit Garnasih tetap bekerja keras membuat jamu dan bedak untuk membiayai hidup mereka dan anak angkat mereka, Ratna Juami.

Inggit dan Soekarno
(image source : zona-kita.com)


Inggit Garnasih adalah jiwa bagi Soekarno. Ia memenuhi seluruh kebutuhan Soekarno, sebagai istri dan sebagai teman perjuangan. Menemaninya kemanapun Soekarno pergi, bahkan ketika berkali-kali diasingkan oleh penjajah. 

"Dengan kekuatan tangan lembut Inggit, Soekarno muda menjadi sosok Proklamator luar biasa yang kita kenal. Yang namanya akan selalu tertulis di buku-buku paket sebagai presiden pertama, pejuang kemerdekaan Indonesia".

Sayangnya, Allah tidak pernah menakdirkan Inggit untuk memiliki keturunan. Hal itu yang menjadi penyebab guncangnya rumah tangga mereka..

“Saat itu Soekarno adalah seorang pria dewasa yang sangat ingin memiliki keturunan. Presiden pertama kita itu seorang Cassanova yang serius mencintai banyak wanita”.

Dalam pengasingan di Bengkulu, Soekarno dan Inggit mengangkat Fatmawati sebagai anak untuk menemani Ratna Juami bersekolah. Fatmawati yang saat itu masih muda, ternyata menarik perhatian Soekarno dalam usianya yang matang. Didasari keinginan untuk memiliki keturunan, Soekarno meminta izin pada Inggit untuk menikahi Fatmawati.

Pantang bagi Inggit untuk dimadu!

Dengan berat hati beliau meminta diceraikan dan memutuskan kembali ke Bandung, ke rumahnya. Melanjutkan hidup dengan sederhana, berjualan jamu dan bedak yang diraciknya sendiri.

Seperti yang kita semua tahu -17 Agustus 1945, di sisi lain Indonesia- Fatmawati berdiri disamping Soekarno sebagai Ibu Negara pertama, penjahit bendera Indonesia. Dan seperti yang Soekarno harapkan, mereka dikaruniai banyak keturunan yang namanya bisa kita lihat di layar televisi hingga saat ini…

Sampai akhir hayat menjemput Soekarno, Inggit Garnasih masih mencintainya dengan tulus, tanpa pamrih, dengan sepenuh hati..

“Engkus.. geningan Engkus the miheulaan.. ku Inggit di doakeun”.

Dengan linangan air mata, tubuh rentanya menatap Soekarno yang terbujur kaku dalam peti mati..
mendahuluinya pergi untuk selamanya..

Itulah cinta sejati, cinta seorang Inggit Garnasih pada Soekarno..

“Engkus.. geningan Engkus the miheulaan.. ku Inggit di doakeun”.  
(image source : bandunginstyle.blogspot.com)


Setiap kisah pasti memiliki versi yang berbeda. Tapi sebagai pemuda Indonesia (apalagi mahasiswa), tak ada salahnya mengunjungi sejarah dan merekonstruksinya dengan pikiran kita sendiri.

Cerita diatas dituturkan dengan senang hati oleh Bapak Tito Z.A, cucu Soekarno, anak dari Ibu Ratna Juami. Beliau sangat menghargai siapapun yang bersedia mencari kisah dibalik sejarah. Beliau akan sangat bahagia jika nama Inggit Garnasih dikenal dan dikenang oleh anak bangsa ini. Karena bagi beliau, sosok Soekarno tidak akan pernah ada tanpa seorang Inggit. Sayangnya, seingatku kisah Inggit tidak pernah terpublish di buku-buku paket sejarah karena sudah dijejali dengan kepentingan politik (?).

Kisah Ibu Inggit baru mencuat ketika Bapak Tito melakukan gertak sambal. Sebagai ahli waris, beliau “mengumumkan” bahwa surat nikah dan surat cerai asli Soekarno-Inggit akan dilepas pada pemerintah Belanda yang telah menawar masing-masing surat dengan harga 2 Milyar. Bagi pemerintah Belanda, Soekarno merupakan sosok yang luar biasa. Surat-surat asli dan barang-barang peninggalan Soekarno-Inggit merupakan aset sejarah, bukti nyata yang tak ternilai.

Miris ya..

(image source : photo.goodreads.com)

Kisah manis Ibu Inggit terekam dalam buku lama “Kuantar Kau ke Gerbang” karya Ramadhan K.H (kini dicetak ulang). Sementara benda-benda peninggalan Ibu Inggit Garnasih bisa diliat di museum Inggit Garnasih Jl. Inggit Garnasih (Ciateul) No.8 Bandung. Sangat terjangkau oleh kaki kita kan?

Museum Inggit Garnasih (model : Tafta, foto : Maisarah, 2011)

replika benda peninggalan Ibu Inggit di museum Inggit Garnasih (foto: Maisarah, 2011)

Tapi yang ada disana itu hanya replikanya..

Kalau ingin melihat benda yang asli, kita bisa mengunjungi rumah Bapak Tito (lupa alamatnya, di daerah Kopo, Bandung). Sebelumnya.. hubungi dulu beliau, nomor handphonnya tercantum di buku tamu Museum Inggit Garnasih :)

Bapak Tito (foto : Maisarah, 2011)

Mendengarkan kisah di rumah Bapak Tito (model : Inayah dan Ridha, foto : Maisarah, 2011)

Di sana kita akan disambut dengan senang hati dan akan ditunjukkan benda-benda peninggalan ASLI milik Soekarno dan Ibu Inggit (surat pernikahan dan perceraian Soekarno dengan Inggit Garnasih, meja belajar dan buku-buku Soekarno ketika masih ngekos, tempat tidur, ulekannya Ibu Inggit) boleh dipegang-pegang juga loh! :D


Dokumen asli peninggalan Soekarno-Inggit (surat cerai) (foto : Maisarah, 2011)

Coba cerna dengan hati, mata dan telinga.. Sungguh kunjungan sejarah yang luar biasa!!



Thanks Sugi dan teman-teman KKNT Sukalaksana atas tour sejarah yang tak terlupakan J





Minggu, 15 Juli 2012

(Calon) Mahasiswi Universitas Tokyo


Haduh si pilek dan si darah rendah.. -_-
Niatnya mau istirahat malah nggak bisa tidur… gara-gara galau..
Hiks :’(

Kata strangerman, galau itu kacau pikiran..

Kata orang galau itu muncul ketika banyak sekali yang dipikirkan, banyak yang direncanakan tapi nggak satupun dari hal-hal itu berada di rel yang tepat. Dijalankan tapi salah arah. Atau bahkan tidak dijalankan sama sekali. Wah ternyata definisi galau itu sangaaaaat luas.

Mungkin galau yang ini bisa hilang dengan.... fokus lagi pada tujuan hidup.

Dan yang terbayang diotakku saat ini adalah…… daun.

Daun Ginkgo.


 Kanopi ginko di pertengahan Agustus, summer, masih hijau.. rimbun sekali

Hari itu pertama kalinya diri ini menginjakkan kaki di tempat impianku itu. Kalau dijelaskan dengan logika, ada terlalu banyak kebetulan sampai bisa membawa tubuh kecil ini ke sana. Tempat yang penuh dengan pohon purba Ginkgo biloba. Tempat yang (kalaupun memang nggak ada yang mau nganterin) akan nekat kudatangi meskipun harus kabur dari Summit (hehe) dan jadi anak ilang, nyasar-nyasar untuk sekedar menginjakkan kaki disana.

Aku pikir tempat itu hanya ada di Chiyoda dan sekitarnya. Dari Tokyo masih harus ke utara, dan waktu itu nggak tau harus naik apa supaya sampe kesana (baru tau ada Tokyo Metro ketika sampe di Haneda).

Begitu sampai bandara, kami langsung dijemput sepupuku untuk singgah semalam-sehari di Komaba International House-Meguro, Tokyo (Terimakasih Uni Reisha :D). Sayangnya tempat itu berlawanan arah dengan Chiyoda (Haduuu ><).

Worstcase yang terbayang di otakku adalah > membolang! naik kendaraan umum apapun dengan bekal print out google map (aku nggak punya smartphone) dan bahasa inggris yang pas-pasan.. haha

Tapi Allah memang luarbiasa. Luarbiasa seeee-luarbiasa-luarbiasanya! \(O,O)/

Ketika kami sedang asyik memasak capcay jamur-ayam goreng di dapur asrama, si aku (yang galau) iseng melirik pemandangan luar lewat jendela dapur sambil memotong-motong sayuran.

Disana tampak deretan gedung krem kecoklatan yang dikelilingi oleh pepohonan rimbun. Dan burung gagak hitam beterbangan (kayak di komik-komik).

“Itu tempat apa Uni?” Aku iseng bertanya.

“Oh, itu.. itu yang kayak hutan kecil itu.. yang kita lewatin pas ke minimarket tadi?”

“Iya itu”

“Itu Todai, kampus Todai Komaba”

“Appppppppaaaaaaaaaaaaaaa???!!”

Hampir aja mulut ini teriak kegirangan dan pisau yang dipegang sukses mengiris jari seperti para wanita ketika melihat tampang ganteng nabi Yusuf.




Becanda.

Si aku cuma bisa ber “hooo” ria (malu soalnya).
Padahal hati dagdigdug tak karuan. Siapa sangka ternyata kampus Todai nya ada DI SAMPING asrama! 

Duhai Allah, Engkau memang Maha Pengasih, Maha Pemurah dan Maha Berkuasa atas segalanya…

ini apa artinya ya??

Kalau ada yang nanya kenapa Todai? Kenapa bukan universitas lain? Mungkin aku juga bingung jawabnya. Bisa dibilang aku belum mengobservasi lebih dalam mengenai tempat itu. Ada Todai Komaba aja aku juga baru tau.. jadi kalau ditanya kenapa mungkin aku akan menjawab bahwa namanya telah membuatku jatuh cinta pada pendengaran yang pertama #ngaco.

Pokoknya segala puji bagi Allah.. Besok paginya, bersama sahabatku Destry (aku mencintaimu karena Allah sahabatku :'> ) kami pergi ke sana tanpa perlu membolang terus nyasar-nyasar.. dan yang paling penting tanpa perlu bolos Summit.. hehe

Di dalam kampus Todai Komaba. Ada bagian yang mirip boulevard, tapi pohonnya bukan pohon damar, pohon ginko :D
sepi karena lagi liburan summer


Ya, itulah yang terbayang di otakku saat ini. Lambang ginkgo oranye dan hijau nya nggak mau hilang dari kepala. Bayangan itu mengantarkan memori masa lalu untuk membentuk sebuah kekuatan baru. Kekuatan untuk menyusun strategi lagi. Merevisi apa yang perlu, memperjelas yang belum jelas, dan membuat langkah-langkah kecil menuju target selanjutnya.

Realisasikan perlahan, supaya nggak sekedar “talk big” (jadi inget ekspresi Moriarti-nya Sherlock Holmes). Dan supaya nggak galau lagii haha..

Daaan, selamat untuk teman-temanku, kaka Rizka, Afifa, Deasty, dan Anonimwati (seseorang yang namanya masih dirahasiakan) yang mau exchange ke Jepang \(^,^)/
Jangan lupa bawa indomi*, kecap bang* dan sambel terasiiii #serius

And Yuki who will be an exchange student in Finland this summer, you are the best nurse ever!
\(^,^)/

Semoga kalian mendapatkan pelajaran berharga disanaaa :’>
Sungguh Allah akan menjawab doa seluruh umatNya dengan jawaban yang menurutNya paling baik.
Dan sungguh tidak ada usaha dan doa yang sia-sia di hadapanNya.
Apapun yang terjadi, ayo kita belajar berhusnudzon padaNya \(^,^)/




SALAM SEMANGAAAAT (>,<)9
(calon) Mahasiswi S3 The Graduate School of Agricultural and Life Sciences, University of Tokyo. Amiiin
Sekarang berhenti melamun, selesaikan laporan KP, belajar buat tes TOEFL dan mulai TA-nya Nis!! :D