Halaman

Kamis, 17 Maret 2016

Kontemplasi

“Unlike the Phytagorean theorem, for example, which can be derived from the most basic principles of Euclidean geometry, there is no mathematical proof that the First Law of Thermodynamics is right. So then why should you believe it? Sed solum ego ipse dixi? Some might question an appeal to “authority” in scientific circles. We accept the First Law on a number of different bases, a most important and necessary one being that it is based on the experience of many, many researchers. The First Law has tested many times, and as far as anyone knows, it has not been violated even once. It works. It’s simple. It makes sense. That alone does not prove that the First Law is true, but it does at least give a good reason for thinking that is probably a pretty good description of nature. So we believe in The First Law of Themodynamics.”
Donald T. Hayne, Biological Thermodynamics 2nd Edition.
Sains adalah tentang bagaimana Homo sapiens mencoba memahami semesta, mengamati, mempertanyakan, mencari, bereksperimen, hingga sampai pada sebuah kesimpulan dalam batas kemampuan cerna otak mereka.

Dan nyatanya, semesta ini terlalu besar untuk dipahami oleh otak yang teramat sempit. Jangankan keseluruhan semesta, Homo sapiens bahkan belum mampu memahami spesiesnya secara utuh. Padahal Homo sapiens hanyalah bagian teramat sangat kecil dari semesta.

“dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena, dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS Luqman ayat 27)

“... Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS Al-Baqarah ayat 255)

“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu” (QS Ar Ra’d ayat 2).

Semoga dengan mempelajari Sains membuat kita semakin dekat dengan Allah :)

Selamat belajar para Saintis <3

Haynie, D.T., 2008, Biological Thermodynamics 2nd Edition, Cambridge University Press.