Halaman

Minggu, 29 Desember 2013

Strawberry Cake

Siapa yang suka strawberry cake??
spongecake lembut rasa vanilla dibalut krim susu ditambah segarnya selai dan buah stroberi :9 hmmm

Aku suka, sukaaaaaaa sekali. Kadang kalau sedang nggak terlalu sibuk dan sempet pulang ke rumah, sering menyempatkan diri untuk membuat kue yang satu ini (apalagi kalau diminta Ayah :3). Perpaduan cake yang lembut, ditambah krim yang tidak terlalu manis, harum dan segarnya stroberi bisa bikin hati bahagia, apalagi kalau kuenya disajikan dingin :D

Nggak susah loh buatnya.. yuk kita coba!

Pertaman, kita buat spongecake vanilla-nya. Bahan spongecakenya nggak susah dan yang paling penting tanpa pengembang ataupun zat tambahan lainnya. Resep ini kudapet dari Uni Reisha, yang rajin banget masak hehe.. hanya sedikiiit di modifikasi :)

Spongecake
Bahan :
  • Telur utuh 3 butir
  • Gula putih (pasir/tepung) 90 gram
  • Terigu 90 gram
  • Mentega cair 30 gram
  • Susu 30 cc
  • Vanilla bubuk 1/2 bungkus

Cara pembuatan :
  1. Kocok telur, gula dan vanilla bubuk sampai mengembang (kata Uni, dikocok sampai "kalau nulis huruf di adonannya, hurufnya lama ilangnya" :3)
  2. Masukkan tepung terigu, aduk dengan spatula
  3. Terakhir masukkan mentega cair dan susu, aduk lagi dengan spatula
  4. Siapkan loyang bundar berdiameter 18 cm yang sudah dilapisi kertas dan diolesi mentega
  5. Panggang 25 menit 180 derajat preheated oven atau sampai adonan mengembang dan kecoklatan.

Krim
Biasanya aku menggunakan krim berbasis air, bukan krim yang dibuat dari mentega putih karena terlalu berat dan (menurutku) 'enek' kalau dimakan banyak-banyak.
Saat ini di pasaran sudah beredar berbagai krim instan mulai dari yang berbentuk serbuk sampai yang tinggal disemprot. Aku lebih suka menggunakan produk Whip Cream serbuk (Pondan) yang tinggal di mixer dengan air dingin. Nah, untuk mendapatkan krim dengan rasa yang lebih enak, air dinginnya kuganti dengan susu fullcream dingin.. cobain deh :)


Dekorasi
  1. Untuk membuat strawberry cake, buat dua spongecake. Potong bagian kulit cake yang kecoklatan supaya hasil akhir kuenya nggak terlalu tinggi. Atau cara barbar, tekan kuenya hingga kempis hahahaha :D
  2. Diatas kue yang pertama, oleskan selai stroberi (bisa buat sendiri atau beli yang sudah jadi) sampai merata, banyaknya selai bisa disesuaikan dengan selera.
  3. Kemudian, oleskan whip cream yang cukup tebal dan letakkan potongan-potongan buah stroberi segar.
  4. Tumpuk dengan kue kedua
  5. Oleskan whip cream ke seluruh permukaan kue
  6. Hias kue sesukamu dengan potongan stroberi, coklat maupun keju. 

Alhamdulillah Allah menciptakan stroberi dengan bentuk yang cantik :)
Keranjang coklat :D

Notes : 
  • Mentega cair dan susu dimasukkan terakhir karena ketika dua bahan itu dimasukkan, volume adonan kue menjadi mengecil (busa berkurang).
  • Kalau yang mau dibuat adalah strawberry shortcake, cukup buat satu spongecake, lalu belah menjadi dua bagian.
  • Karena rasa spongecake dan whip cream tidak terlalu manis, sebaiknya gunakan selai stroberi yang banyak.
  • Stroberi termasuk buah yang mudah membusuk, ketika menggunakan buah segar untuk dekorasi kue kita bisa melapisinya dengan agar-agar bening tanpa rasa supaya penampilan kuemu tetap cantik meski disimpan dalam waktu beberapa hari.
  • Karena tanpa pengawet dan krim yang digunakan berbasis air, sebaiknya kue disimpan dalam lemari es agar tahan berhari-hari.
  • Dekorasi dengan menngunakan coklat sebagai "keranjang" (lihat gambar) merupakan salah satu cara untuk mempertahankan bentuk kuemu. Dengan "keranjang" coklat ini, kuemu bisa di pack dan di bawa ke tempat jauh inshaaAllah :)

Nggak susah kan :)
Selamat mencobaaaaa
Jangan lupa dibuat dengan ikhlas supaya hasilnya memuaskan :D

Rabu, 25 Desember 2013

Apa tujuan Allah menciptakanku hidup di dunia?

Pernahkah terbersit pertanyaan...
“Apa tujuan Allah menciptakanku hidup di dunia?”

Akhir-akhir ini pertanyaan tersebut sering sekali melintas di kepalaku.

Sebagai seorang yang pernah mempelajari mekanisme perkembangan hewan, aku sadar betul bahwa manusia adalah bentuk keajaiban penciptaan.
Bagian dari skenarioNya yang maha sempurna
Tak ada satupun bagian darinya yang merupakan kebetulan
Baik proses penciptaannya, maupun segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya.
Ia lahir, tumbuh, berkembang, menjadi dewasa, tua..
Bahkan jauh, jauh sebelum itu
Bagaimana orangtuanya dipertemukan, kemudian orangtua dari orang tuanya, dan seterusnya, mundur ke belakang.
Sampai pada akhirnya, mempertanyakan eksistensi seorang manusia, sama dengan mempertanyakan eksistensi alam semesta.
Bahkan, mempertanyakan mengapa aku bertemu dengan A, atau B, juga sama dengan mempertanyakan eksistensi alas semesta.

Jadi, aku bukan sedang menafikkan eksistensi diriku.. sama sekali bukan
Hanya sedang bingung
Apa yang Allah ingin aku lakukan sehingga Ia menciptakanku lalu membiarkanku hidup di dunia sampai saat ini?
Langkah apa yang Ia ingin aku ambil agar aku dapat memberikan makna bagi jiwa dan raga yang telah Ia berikan?
Jika, aku memutuskan untuk melangkah berdasarkan apa yang kurencanakan, akankah Ia ridha?

Saat aku belum bisa menemukan jawabannya
Saat dimana dalam doa terselip sebaris kalimat
“Ya Allah, jika sampai pada saat dimana hidupku di dunia ini sudah tak lagi ada artinya, jika keberadaanku di dunia ini sudah tak lagi dapat memberikan manfaat sedikitpun, saat itu ambillah aku”
Atau dalam pemikiran tergila dan termustahil
“Jika waktuku bisa kuberikan, ambillah.. berikan saja pada mereka yang lebih layak memilikinya, mereka yang kiranya hidupnya bisa memberikan lebih banyak manfaat bagi orang lain”.


Sabtu, 21 Desember 2013

Kuatkan langkahmu

Adik-adikku sayang
Sebentar lagi kalian akan bertarung untuk mendapartkan kursi di bangku kuliah, benar?
Kakak dengar mekanisme penerimaan mahasiswa baru sekarang mempersulitmu?

Adikku, segala upaya yang dibuat akan selalu menyisakan celah bagi mereka yang dibutakan nafsu. Tak peduli mekanisme seleksi apapun yang digunakan,
Tentu akan sulit bagimu seorang diri melawan kejahatan terorganisir yang telah lama mendarah daging dalam lingkungan pendidikan kita.

Biarlah mereka bermain-main dengan angka,
Mengotak-atik nilai agar tampak naik eksponensial, atau berkonspirasi pada detik-detik ujian-ujian Nasional menyebarkan jaring kunci jawaban yang entah darimana datangnya. Kita sama-sama tahu, memang begitulah wajah pendidikan kita… penuh coreng moreng.
Tapi meski sama-sama tahu, sangat sedikit yang berani bicara vokal.
Karena di sini, orang yang berprinsip dan berani menyuarakan kejujuran justru dihakimi dan dianggap munafik .

Teruntuk adik-adikku sayang yang terdzhalimi, yang pulang sekolah dalam keadaan menangis.
Ilmu itu suci adikku, percayalah pada kemampuanmu dalam mengembannya.
Seleksi alam akan berlaku bagi mereka yang berusaha mencuranginya. Jangan sampai kau kalah dan terlarut bersama mereka adikku, pegang erat prinsip itu di hatimu.
Kuatkan langkahmu, minta perlindungan dan pertolonganNya selalu.

Percayalah adikku, betapapun buruknya rintangan di hadapanmu, jika Ia telah berkehendak tak ada satupun yang dapat menghalanginya.
Percayalah adikku, percaya bahwa dirimu memang layak mengemban ilmu dengan kemampuanmu J

Bismillah
Kita.. sama-sama belajar ya.. J


“Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) yang penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan ”. Qs Hud 15-16.

Sabtu, 26 Oktober 2013

Kontemplasi : Senyawa Metabolit Sekunder

"Bisnis metabolit sekunder adalah bisnis yang sexy, pricenya bahkan bisa lebih tinggi dari a bulk of diamond" -dosen rekayasa metaboli tumbuhan-

Hingga saat ini manusia masih bergantung pada metabolit sekunder yang di diproduksi oleh tumbuhan untuk bahan aktif dari berbagai jenis obat-obatan. Hal tersebut dilakukan karena beberapa senyawa metabolit memiliki jalur sintesis serta bentuk yang kompleks sehingga sulit dibuat molekul sintetiknya oleh manusia. Termasuk diantaranya senyawa metabolit sekunder (terpenoid indol alkaloid) vinblastine dan vincristine yang diproduksi oleh Catharanthus roseus, topik penelitianku kini.

Kedua senyawa ini masih umum digunakan sebagai bahan aktif obat kemoterapi kanker untuk menghambat aktifitas mitotik sel (dijual dengan merk dagang Velban dan Oncovin). Harga kedua senyawa yang fantastis menjadi salah satu penyebab tak tertolongnya penderita kanker karena tak mampu membelinya. 

Hingga saat ini Vinblastine sulfat 96% masih dihargai sebesar ±66.9 SGD/mg sementara vincristine sulfat 96-105% dihargai sebesar ±203.5 SGD/mg (katalog SIGMA 2013) 
Harga tersebut belum termasuk pajak dan biaya pengiriman.. hingga pada akhirnya menjadi >2 kali lipat harga katalog ketika masuk ke Indonesia (yang ini curcol, hehe).

tanaman kecil yang sering kita jumpai di pinggir jalan ini mampu memproduksi >130 senyawa metabolit sekunder, beberapa diantaranya dapat memberikan pengaruh fisiologis pada manusia. Allahuakbar:)
(foto : Iskandar, 2013)

Harganya yang sangat mahal memang masuk akal...

Karena fungsi dari metabolit sekunder adalah untuk plant survival dan dapat bersifat autotoksik, secara alami tumbuhan hanya memproduksi senyawa metabolit sekunder dalam jumlah yang saaaaangat sedikit.
Jadi... jika kita ingin mendapatkan metabolit sekunder untuk skala industri, kita memerlukan biomassa tanaman yang banyak, proses ekstraksi yang sulit serta memakan biaya tinggi. Akibatnya harga senyawa metabolit sekunder yang kita hasilkan menjadi sangat mahal. 
Misalkan, tanaman Catharantus roseus berusia 6 bulan hanya menghasilkan vinblastine dan vincristine masing-masing sebanyak 0.0003% dari berat kering daun (mature leaf) . Maka untuk mendapatkan 1 kg vinblastine atau vincristine kita memerlukan ±333 ton daun kering. Daun kering lhoo, sangat banyak bukan?

Alternatif lain yang bisa manusia lakukan adalah membuat senyawa semi sintetik metabolit sekunder dengan mengolah prekursornya (bahan baku) menjadi senyawa yang diharapkan. Senyawa prekursor memiliki bentuk yang lebih sederhana, dapat disintetis atau diekstrak dari tumbuhan ketika jumlahnya lebih tinggi dibanding senyawa akhir yang diharapkan.
Dalam hal ini, harga prekursor harus lebih murah dibanding senyawa yang diinginkan. Misalkan, produsen membuat vinblastin (±66.9 SGD/mg) dari senyawa prekursor vindolin (±15.6 SGD/mg) dan catharanthin (±7.5 SGD/mg).


skema dimerisasi vindoline dan catharanthine untuk memproduksi vinblastine
(O'Connor dan Maresh, 2006)

Namun, pembuatan senyawa semi sintetik juga masih belum efisien karena sangat bergantung pada availabilitas senyawa prekursor. Karena keterbatasan tersebut, dalam 25 tahun ke belakang, para peneliti mencoba menyerahkan kembali mekanisme produksi pada sistem hidup.. mengembalikannya lagi pada tanaman itu sendiri sebagai "pabrik"nya, dengan kultur jaringan dan rekayasa bioproses. Sehingga dapat dihasilkan senyawa vinblastine dan vincristine dengan konsentrasi tinggi dalam biomassa yang lebih sedikit. 

kulturku <3

Bagiku ini adalah bahan perenungan, secanggih apapun sistem yang dibuat manusia, bahkan tidak akan pernah bisa menyamai sistem yang dibuat Allah. 

Makhluk hidup adalah sistem yang sangat efisien dan luar biasa. Contohnya tanaman kecil Catharanthus roseus tadi itu, melalui mekanisme biosintesis kompleks tanaman kecil itu mampu memproduksi >130 senyawa terpenoid indol alkaloid, yang untuk memproduksi SATU atau DUA diantaranya saja manusia dengan teknologinya masih belum sanggup. Jangankan untuk meniru, untuk mengetahui mekanisme biosintesis utuhnya saja hingga kini masih belum bisa manusia lakukan.

mekanisme biosintesis vinblastine dan vincristine (masih belum lengkap) (Zhou et al., 2010)

Bisa direnungkan.. berapa lagi generasi peneliti yang dibutuhkan? butuh berapa tahun waktu yang dibutuhkan "hanya" untuk mempelajari satu bagian dari tanaman kecil, satuuuu saja makhluk ciptaanNya yang luarbiasa??

Betapa terbatasnya ya kemampuan yang kita miliki, dan betapa luarbiasanya Allah... :)

Vincristine

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?" Qs Asy Syu'araa : 5


pustaka dalam teks ini :

O’Connor, S.E., Maresh, J.J. (2006). Chemistry and Biology of Monoterpenoid Indole Alkaloid Biosynthesis, A Review. National Product Report 23. pp 532-547.
Shukla, A.K., Shasany, A.K., Gupta, M.M., Khanuja, P.S. (2006). Transcriptome analysis in Catharanthus roseus leaves and roots comparative terpenoid indole alkaloid profiles. Journal of Experimental Botany Vol.57, No.14. pp.3921-3932.
Zhou, M-L., Hou, H-L., Zhu, X-M., Shao, J-R., Wu, Y-M., Tang, Y-X. (2010). Molecular regulation of terpenoid indole alkaloids pathway in the medicinal plant, Catharanthus roseus. Academic Journals. pp.663-673.

Senin, 14 Oktober 2013

Kultur Jaringan Edisi 1_Kenapa kulturku konta teruuuuuussss???

Biasanya aku menghabiskan waktu 5 jam untuk inisiasi, 2 jam untuk autoklaf dan 3 jam untuk membuat media + mempersiapkan alat-alat. 
Setelah inisiasi dan menunggu selama minimal 3-7 hari, rasanya sedih ketika melihat bakteri dan jamur sesukanya tumbuh dalam botol kultur… (='_'=)


Kulturku yang terkontaminasi jamur, unyu tapi sedih (foto : kaChang, 2013)

Membuat kultur aseptik sebenarnya bukan sesuatu yang sulit, hanya saja terkadang ada beberapa kecerobohan dan hal-hal kecil yang sering terlupakan. Sayangnya, kecerobohan dan hal-hal kecil itu bisa menjadi penentu apakah rangkaian pekerjaan yang sudah dilakukan  menjadi sia-sia atau tidak.

Berikut beberapa poin terkait meminimalisir kontaminasi yang bisa kushare berdasarkan pengalaman terbatasku selama ini. Karena berdasarkan pengalaman, tidak semuanya ilmiah dan merujuk pada literatur ilmiah.. hehe tapi semoga bermanfaat yaa terutama buat yang baru mempelajari teknik kultur jaringan tumbuhan :D

1.      Eksplan 
Syarat mutlak dari eksplan adalah sehat. Maksudnya sehat secara morfologi serta bebas dari hama dan penyakit, artinya bebas dari serangga dan patogen. Satu hal yang perlu kita ingat baik-baik, proses sterilisasi yang kita lakukan hanyalah sterilisasi permukaan. Sterilisasi itu tidak akan ada artinya jika eksplan yang kita gunakan sudah terkena hama  atau terinfeksi patogen (pada jaringan pembuluh atau korteks).
  
Aphid feeding :) (sumber : Campbell et al., 2009)

Serangga seperti Aphid atau kutu daun biasanya mendapatkan makanan dengan “menyedot” cairan floem, analoginya seperti nyamuk yang meminum darah kita. Ada luka tak kasat mata pada daun yang mereka buat setiapkali mereka makan. Pada luka kecil tersebut bisa saja terdapat spora jamur atau bakteri yang tidak dapat dibersihkan ketika sterilisasi, sekalipun kita sudah menambahkan surfaktan dalam agen sterilan kita. Hati-hati dalam memilih eksplan, gunakan bagian tumbuhan lain yang tidak terserang hama, atau karantina tumbuhan dengan memotong bagian-bagian yang sudah terkena hama dan biarkan mereka memperbaiki diri dengan sehat  :D. 

Lain halnya dengan patogen. Saranku, ada baiknya lupakan saja tanaman yang sudah terserang patogen apalagi jika patogen tersebut menyebar melalui jaringan pembuluh... hehehe.

Daun tebu yang diduga terinfeksi Xanthomonas albilineans, dicirikan dengan garis kuning sejajar pembuluh
(Foto : Iskandar, 2011)

Berdasarkan pengalamanku ketika bekerja dengan tanaman tebu (Saccharum officinarum) ketika salah satu bagian tanaman terserang patogen ada kemungkinan seluruh bagian tanaman berpotensi terinfeksi. Lebih baik cari tanaman lain yang masih sehat, kecuali jika yang akan diisolasi sebagai eksplan adalah bagian meristematiknya misalkan : shoot tip. Bagian ini steril dari patogen, karena terdiri dari jaringan yang belum berdiferensiasi dan membelah dengan cepat.

Skema iseng isolasi mata tunas tebu.. hihihi (Iskandar, 2011)

Selain patogen, bakteri endogen juga seringkali menjadi masalah. Tidak semua bakteri endogen adalah patogen, secara alami beberapa tumbuhan bersimbiosis mutualisme dengan bakteri untuk hidup atau menghasilkan senyawa tertentu. Namun ketika dilakukan kultur in vitro, bakteri endogen yang memiliki siklus hidup singkat akan berkembang jauh lebih cepat dibanding sel-sel tumbuhan itu sendiri. Akibatnya akan terjadi persaingan dalam mendapatkan nutrisi, atau bakteri yang overgrowth tersebut mengeluarkan senyawa-senyawa tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan eksplan. Tentunya hal tersebut tidak kita harapkan.

Salah satu cara ekstrim yang mungkin bisa dilakukan adalah penambahan antibiotik ke dalam media atau penambahan disinfektan seperti kloroks komersil dengan konsentrasi rendah (<1%). Mengapa kusebut ekstrim? Ada kemungkinan antibiotik maupun kloroks akan direspon sebagai cekaman oleh eksplan kita. Akibatnya eksplan sulit tumbuh atau bahkan terjadi perubahan ekspresi gen.. (^_^’)

2.      Agen sterilan
Pemilihan dan penggunaan agen sterilan merupakan salah satu hal yang perlu dioptimasi dan terkadang memakan waktu lama. Berkiblat pada jurnal saja terkadang tidak cukup... karena sekalipun spesies tumbuhan yang digunakan sama, bisa jadi lingkungan tumbuhnya berbeda. Daaan jangan lupa... kita hidup di negara tropis, surganya mikroorganisme :).

Biasanya aku menggunakan antibiotik, kloroks komersil (mengandung NaClO 5,25%), surfaktan (tween20), alkohol atau proses pembakaran untuk sterilisasi, tergantung tanaman (dan bagian tanaman) yang digunakan sebagai eksplan. Tapi belakangan ini aku hanya menggunakan kloroks dan Tween20 saja karena lebih murah (kloroks-nya) dan lebih efektif.

Penggunaan antibiotik dapat dilakukan untuk eksplan tertentu seperti akar, rhizome maupun seluruh bagian tumbuhan yang letaknya rentan dengan sumber kontaminasi misalkan tanah. Tidak perlu menggunakan senyawa aktif murni yang harganya mahal, kita bisa menggunakan antibiotik komersil yang biasa digunakan oleh petani untuk sterilisasi di luar laminar (misal Agrept yang mengandung senyawa aktif streptomycin sulfat 20%). Adakalanya agen sterilan toksik seperti HgCl digunakan jika kontaminan terlalu banyak atau sulit dibasmi.

Untuk eksplan yang tidak terlalu “kotor”, perendaman eksplan dengan alkohol 96% dilanjutkan dengan pembakaran singkat sudah cukup untuk membuatnya steril (foto : Iskandar, 2011)


Dibandingkan dengan penggunaan larutan kloroks konsentrasi tinggi, aku lebih memilih menggunakan larutan seri untuk sterilisasi. Misal : untuk sterilisasi eksplan daun Tapak dara (Catharanthus roseus), aku lebih memilih mengencerkan kloroks komersil dengan konsentrasi 20% + tween20 selama 20 menit dilanjutkan dengan perendaman dalam kloroks 10% selama 15 menit... dibandingkan menggunakan kloroks 50% selama 5 menit. Cara ini lebih efisien dan tidak terlalu merusak jaringan eksplan sekalipun pengerjaannya lebih lama. Kombinasi alkohol 70% dan kloroks tidak lagi kugunakan karena jaringan pada eksplan lebih mudah rusak selama proses steriliasi akibatnya pertumbuhan eksplan menjadi lambat.

3.      Teknik kultur
Pada dasarnya setiap orang memiliki gayanya sendiri ketika bekerja dalam laminar, tidak ada ketentuan baku di mana seharunya kuletakkan botol media, dimana kuletakkan cawan petri, dimana kuletakkan bunsen, dimana kuletakkan botol alkohol, bagaimana caraku memegang botol kultur atau pinset. Semuanya akan mudah dan efisien ketika dikerjakan senyaman mungkin kan? Apalagi pekerjaan di laminar menghabiskan waktu berjam-jam.

Biasanya aku menggunakan plastik atau alumunium foil untuk menutup botol kultur. Dalam proses pengerjaan, minimalkan kontak antara jari tangan dengan mulut botol sekalipun kita menggunakan gloves. Manfaatkan pinset untuk membuka, menyimpan dan memegang tutup plastik/alumunium foil untuk meminimalisir kontaminasi dari mikroflora kulit kita :).

4.      Pakaian
Ini dia hal kecil yang sering kita lupakan, biasanya kita menggunakan jas lab ketika bekerja di laminar bukan? Nah… seberapa sering kita mencuci jas lab kita?

Sejujurnya aku hanya mencuci jas lab ketika bagian tangannya sudah tampak kotor, itu bisa berarti satu bulan sekali.. hahaha. Intinya, rajin-rajin mencuci jas lab, kita tak tahu berapa banyak spora dari debu yang menempel di bagian lengan jas lab kita setelah tak di cuci sekian lama (setahun kebelakang aku tidak lagi menggunakan jas lab ketika bekerja di laminar. Baju yang kupakai sehari-hari lebih bersih karena baru kucuci).

Jangan lupa, alangkah baiknya menggunakan gloves dan masker :D

5.      Berdoa dan percaya diri
Poin ini kuletakkan terakhir, supaya diingat karena dibaca paling terakhir.. hehe
Awali segala sesuatunya dengan berdoa termasuk ketika melakukan pekerjaan lab. Berurusan dengan makhluk hidup memang tidak mudah, adakalanya pekerjaan terhambat karena mereka enggan tumbuh, kontaminasi, atau bahkan mati. Mintalah kemudahan dan hasil terbaik pada Yang Maha Berkehendak. Setelah berikhtiar dan berdoa, pasrahkan segala sesuatu padaNya. InshaaAllah semangat kita tak akan pernah bernar-benar jatuh sekalipun pekerjaan kita terhambat dan gagal.. karena kita yakin apapun itu adalah jalan terbaik dariNya.. jangan menyerah, jangan lelah mencoba :D

Lakukan segala sesuatunya dengan percaya diri, mindset positif akan secara tidak sadar menggerakkan fisik dengan performa lebih baik.
  
Semangat in vitro! InshaaAllah bisa! \(^,^)/


<3 <3 <3


Nisa Nur Iskandar
Kelompok Keahlian Sains dan Bioteknologi Tumbuhan
Sarjana Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB 2009
Magister Bioteknologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB 2013

Minggu, 08 September 2013

Inilah Akhirnya

Inilah akhirnya harus ku akhiri
Sebelum rasa itu semakin dalam
Maafkan diriku, memilih setia
Meski ku tak tahu kelak
Siapakah dirinya..


Perkembangan afektif yang terlambat mungkin berdampak pada “ketidakpekaan” terutama dalam hal yang berkaitan dengan perasaan terhadap lawan jenis. Sampai seorang teman (laki-laki pula) pernah berkata “lain kali, ketika ada seorang laki-laki yang menaruh perhatian, tolong jangan di cuekin”.

Cinta atau sayang adalah kata-kata abstrak yang sulit di definisikan dengan serangkaian kalimat. Butuh waktu bertahun-tahun sampai akhirnya aku menyadari hal itu, dan ternyata rasanya tidak mengenakkan. Perasaan sayang atau cinta yang menurut sebagian besar orang adalah fitrah-dari-Yang-Maha-Kuasa ternyata justru terasa menyakitkan dan membuat tidak nyaman, ketika ditujukan pada orang yang belum hak. Dan ketika dikuasai oleh perasaan seperti itu, diriku berada pada titik jahiliyah, bersikap labil, dan… sangat memalukan.

Selain perasaan berdosa pada Sang Pencipta, ada perasaan bersalah pada subjek-entah-dimana yang dengan husnudzonnya aku yakin ia sedang menjaga sekuat tenagaa kesucian hatinya hingga kami di pertemukan kelak. Nah, layakkah kiranya jika ia mempersembahkan hatinya yang bersih untukku ketika hatiku sudah pernah terkotori dengan perasaanku untuk orang lain selain ia?

Terkadang aku bertanya, mengapa Ia tidak langsung saja mempertemukanku dengannya sehingga cukup sekali saja aku dibuat jatuh cinta oleh seseorang, sekali untuk selamanya?.

Tidak ada pertemuan yang kebetulan... tidak ada! Karena skenarioNya begitu sempurna. Mungkin saja Ia ingin aku belajar, dan mungkin saja rasa itu ujian. Ujian sulit (saaangat sulit) yang diberikan untuk menguji keteguhan hatiku, seberapa jauh aku bisa menjaganya nan memanagenya. Atau ujian yang diberikan agar aku bisa memaknai sendiri dan menghargai bentuk perasaan itu.

Sains memang bisa menjelaskan bahwa cinta adalah konsekuensi dari meningkatnya oksitosin, dopamin, dan vasopressin dalam otak. Tapi sains tidak mampu menjelaskan dengan pasti mengapa senyawa-senyawa itu meningkat konsentrasinya ketika dihadapkan dengan subjek yang sarat dengan kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Ya, aku rasa.. cinta memang fitrah-dari-Yang-Maha-Kuasa maka dari itu ia harus di jaga.

Seringkali aku bersyukur menjadi manusia tak peka. Cukup kiranya aku pernah mengetahui rasa itu. Kini aku sedang berusaha dan belajar untuk menghargai dan menjaganya, tak sembarangan membiarkannya menguasai hatiku meski kuakui itu sama sekali tak mudah... Menunggu seseorang-entah-siapa yang dapat membuat denyut nadiku meningkat dan pupilku berdilatasi hanya dengan berada di dekatnya. Dengan halal dan tanpa rasa bersalah tentunya.. :)





Rabu, 04 September 2013

Tiba-tiba Saja Mereka Ada di Rumah

Ini kumpulan foto-foto hewan yang dengan berbagai cara menjadi bagian dari penghuni rumah.. :D

Sebenarnya hanya ada satu yang resmi, namanya Kukurara. Trachemys scripta (betina) milik adikku yang usianya sekarang mungkin >6 tahun. Sedang berikhtiar mencari pasangan, semoga cepet dapet sebelum ukuran tubuhnya semakin bertambah besar :D

Aku nggak begitu ngerti bagaimana otak reptil menerima rangsangan dan memprosesnya sebagai sebuah sinyal untuk melakukan sesuatu. Setauku makhluk berdarah dingin ini cenderung sulit dilatih sekalipun dengan teknik reward and punishment. Tapi makhluk yang satu ini bisa di panggil, sadar kamera dan hobi mengendus-endus kaki, tidak suka mandi (apalagi kalau disikat), senang menjatuhkan diri (mentang-mentang punya tempurung yang keras), kerjaannya hanya makan dan berjemur malas... Mengesalkan tapi lucu :3
Bratnya sekarang mungkin >3 kg.


Kukurara :D
(2012)
grid : 30x30 cm, mau-maunya disuruh pose begini -_-
(2013)

Selain Kukurara ada juga sekeluarga Bronchocela jubata, tanpa disadari mereka sudah beranak-pinak di halaman belakang. Barangkali karena habitatnya (kebun orang lain di belakang rumah) sudah di ubah menjadi kawasan huni oleh pemiliknya. Mereka tampak sangat angkuh sekaligus anggun, apalagi kalau sedang berenang, meliuk-liuk cantik di dalam air dan warnanya berubah menjadi hijau gelap.


Chrissy. Bunglon senior yang ujung ekornya bengkok (2012). Sekarang makin tua, buncit perutnya. 
Teterekelan
Sekalinya diperlukan untuk percobaan biologi perilaku mereka tak tampak batang hidungnya. Tapi kalau sedang tidak ada niatan untuk mengusili, dengan asiknya mereka show off di tangkai pohon durian atau mangga -_-

masih ada berbagai jenis serangga lepidoptera & odonata, burung, ikan dan amfibi bahkan kelumang -_- #nah kan
entah mereka datenganya dari mana, tau-tau sudah beranak pinak di rumah :D
meski mereka berdatangan, tak ada satupun yang dienyahkan dari muka bumi, bahkan seekor larva lepidoptera, rasanya tak tega.


"Ekosistem itu diciptakan Tuhan dalam keadaan seimbang, satu saja elemennya terganggu, maka keseluruhan ekosistem akan terganggu"
Prof. Djoko T. Iskandar, dalam kuliah Biokonservasi.

Mungkin, mereka hanya sekedar singgah untuk menemukan rumah baru dalam kehidupan mereka yang singkat. 
Mungkin.... karena tanpa sadar kita yang lebih dulu merusak rumah mereka. 



baaaaa ( / \ ) \(O,O)/
(2013)

Cita-citaku*

“Mungkin, pencapaian besar Bangsa Indonesia itu ketika petani memilih menggunakan bibit kedelai lokal. Mungkin, pencapaian besar bangsa Indonesia itu ketika petani tak lagi menggunakan campuran  air, vetsin, telur tak layak makan (jika tak mau disebut busuk) dan terasi untuk menjaga agar seledri yang mereka tanam tetap segar dan berwarna hijau ketika sampai pasar”.

Bagiku, tujuan adalah substansi penggerak yang luar biasa. Tak peduli seberapa keras otak bekerja, seberapa lelah otot bergerak, semuanya akan terasa ringan ketika tujuan tervisualisasikan dengan jelas dalam hati dan di depan mata.

Aku bukan termasuk orang yang malu untuk bercerita tentang cita-cita. Biasanya ketika aku berbicara tentang cita-citaku, aku berharap ada orang-orang yang turut mendo’akan untuk kebaikan, siapapun mereka… siapa tahu orang-orang itu adalah hamba yang dicintai Allah dan lewat do’a mereka lah cita-citaku bisa terwujud.

Ini adalah penggerakku selama tiga tahun ke belakang. Orang-orang yang berada di dekatku pasti kenal dengan gambar ini. Lambang itu kupasang di mana-mana, desktop, barang-barang handmade yang kubuat, logbook TA dan thesis, di kamar, di blog, di maaaana-mana. Bentuknya mirip dengan tombol “on” padahal sebenarnya itu adalah inisial dari “n” :D


Aku bercita-cita suatu hari nanti bisa membangun sebuah fasilitas yang sementara waktu kunamai CL –Circle Lab (Ci-eL). Awalnya aku hanya berniat menjadikannya sebagai tempat bagi lembaga riset non-profit dengan tujuan utama : memfasilitasi para peneliti (yang memiliki kemampuan namun tidak memiliki biaya) untuk mengembangkan penelitian dalam bidang ilmu hayati aplikatif yang dapat berguna bagi masyarakat. Tentunya CL tidak mungkin bergerak sendirian karena pasti akan memakan biaya operasional yang luar biasa mahal. Harus ada lembaga-lembaga besar yang menjaganya, dan sejujurnya aku sama sekali belum mempertimbangkan pemerintah sebagai salah satunya.. hehe.

CL - BINIH Research Center

Seiring dengan bertambahnya inspirasi yang kudapatkan dari para petani, pembimbing KP, dosen-dosen, teman-teman  dan kakak-kakak, visi dari CL kemudian mengerucut salah satu bidang, yaitu pengembangan tanaman pangan.

CL akan menjadi Research Center BINIH. Stakeholdernya mulai dari para pengusaha besar yang peduli dengan nasib Bangsanya (pasti ada, InshaaAllah), para peneliti muda dan akademisi yang peduli dengan nasib Bangsanya (masih ada, InshaaAllah) dan  masyarakat terutama yang berprofesi sebagai petani.

CL akan bergerak dalam dua hal :

Pengembangan bibit lokal unggul dengan teknologi modern
Teknologi modern yang dimaksud menggunakan kultur jaringan sebagai teknik dasar. Saat ini teknik dasar tersebut baru dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia seperti Sugar Group Company (PT Gula Putih Mataram (GPM), PT Sweet Indolampung (SIL), PT Indolampung Perkasa (ILP), dan PT Indolampung Distillery (ILD)) dan Sinar Mas Pulp and Paper. Prosesnya akan melibatkan banyak elemen masyarakat yang seringkali terlupakan dalam dunia peneliti sebagai supplier maupun distributor. Sehingga dihasilkan produk yang memiliki kualitas dan kuantitas tinggi dengan harga terjangkau oleh petani.

Kultur jaringan dengan peralatan sederhana

Pembinaan dan pencerdasan bagi petani
Mulai dari teknik dasar pengembangan bibit modern (salah seorang temanku yang luarbiasa berharap suatu hari nanti petani di Indonesia mampu melakukan kultur jaringan dengan menggunakan media alternatif yang murah), penanaman, perawatan dan teknologi pascapanen.

Cita-cita itu memang tak akan pernah dan tak mudah terealisasikan jika tak diusahakan.
Lebih sering aku ragu, saaaaaangat ragu, apakah dengan semua kekurangan dan keterbatasanku yang sangat banyak itu aku mampu? atau apakah aku sudah menginjak anak tangga yang tepat untuk mencapai ke atas sana?.

Ragu ketika terdemotivasi atau mendapatkan tanggapan nyinyir karena dianggap terlalu optimis, sedih.... Tapi tak apa, aku bersyukur. Bersyukur karena masih bisa bercita-cita dan berusaha untuk mewujudkannya. Cita-cita itulah yang menggerakkanku, yang membuatku kembali bersemangat ketika malas, yang kuselipkan dalam usaha kuliahku, ujianku, TA dan do’a ku. Tentunya dengan bantuan serta inspirasi dari orangtua, guru-guru, dosen, teman-teman dan kakak-kakak dalam setiap langkah sampai saat ini..

Terimakasih, semoga Allah mempermudah setiap langkah kalian menuju kebaikan.

Maka dengan ini, kuperkenalkan cita-citaku* :)




*jika dan hanya jika tidak sampai melalaikan kewajibanku sebagai seorang muslimah, istri dan Ibu. 

Selasa, 13 Agustus 2013

Pak Ori

Dalam kilasan waktu kosong di sela-sela aktivitas mereview jurnal yang tak kunjung usai (soksokan), dalam keisengan menguak foto-foto lama, notes lama, sampai membaca ulang skripsi mulai dari kata pengantar... baru sadar ada yang kurang. Ada satu nama yang kurang, yang tidak tercantum secara tersurat dalam deretan ucapan terimakasih, tapi tanpa sosok itu mungkin TA ku tak pernah bisa dimulai.

Pak Ori, 

Bapak tua pengumpul botol bekas selai itu.
Yang jadi buruanku dalam perjalanan bolak-balik clueless seorang diri di Inhoftank, yang ternyata markasnya berada di dalam gang sempit itu. Tanpa Ibu warung dan Mamang service TV mungkin aku tak akan pernah berjumpa dengannya. 

Waktu kusodorkan bon bukti transaksi pada Ibu, beliau hanya bisa tersenyum melihatnya. Karena tulisan dalam bon itu adalah tulisanku, ada berkas kotor di bagian bawah kertas, dan tanda tangan besar bertuliskan O-R-I. Satu-satunya bukti otentik dari eksistensi Pak Ori.

Pernah suatu hari terlintas dalam pikiran, bagaimana jadinya kalau Pak Ori and the gank tak pernah ada di dunia ini. Barangkali aku harus mengumpulkan uang berjuta-juta untuk sekedar membeli ratusan botol magenta (Rp 17.000 sekian perbotol ternyata, bukan Rp 100.000). Hanya sekedar untuk memulai TA.

Kalau dipikir-pikir, TA ini tak akan mungkin selesai tanpa bantuan berbagai pihak yang baik hati ya... 
Pak Ori  yang setia mengabari lewat telefon setiapkali banyak botol selai berbentuk serupa sudah terkumpul, yang senang sekali menceritakan tentang anak perempuannya, yang kikuk mempersilahkan Aku dan KaChang duduk di atas kursi plastik sampai memecahkan sebuah gelas, dan teman-temannya yang selalu bersedia ditumpangi shalat, yang bersedia mengantar karung-karung botol menembus hujan dan banjir dengan gerobak sampai terminal. Aryo dan Udin yang bersedia membatu mengangkut karung-karung itu ke lantai tiga dengan konsekuensi terkotori oleh cairan berbau sampah.

Hehe

Nah, gank Pak Ori dan gank bibi-cuci-sampai-midnight.. yang mau nulis skripsi dan thesis, jangan lupa nulis nama Pak Ori di kata pengantar kalian yaaaaaa.. semangat kuljar!! semangat!! haha :D

#nostalgia
#labsepi
#mohonmaaflahirdanbatin :3

semangat kuljar, selalu semangat

Jumat, 02 Agustus 2013

Ketika Salam Ganesha Dijabarkan

Salam Ganesha! 
Bakti kami untukmu Tuhan, bangsa dan almamater! 
Merdeka!

Itulah bunyi salam yang dikenalkan pada kami ketika akan menghadapi sidang besar penerimaan mahasiswa baru di Sabuga.... empat tahun yang lalu...
Salam yang selalu kami gema-kan dalam kebersamaan dengan jas almamater hijau tua kami. Salam yang singkat namun sarat makna. Melebur dengan letupan euforia seorang mahasiswa baru. 

Tak terasa empat tahun berlalu sudah. Hanya dengan rahmat dan kuasaNya-lah aku diberi kesempatan untuk lulus, kembali melalui Sabuga. Kali ini bukan jas almamater yang kukenakan, tapi toga yang juga berwarna hijau tua dengan kalung beludru berhiaskan keping logam si gajah duduk. 

Aku bahagia dan saaaaaaaaaangat bersyukur meski tak kurasakan euforia seperti ketika pertama masuk dulu. Keluar dari kampus ini berarti meninggalkan zona nyaman, bukan berarti bisa menekuk pundak dan berleha-leha bukan? :)

Selain itu bayangan mengenai jalan yang masih harus kulalui setahun kedepan untuk menyelesaikan program fasttrack cukup menyadarkanku bahwa semua-belum-selesai-aku-masih-di-sini.

Ada dua hal yang membuat jantungku berdebar-debar dan lidahku kelu selama prosesi wisuda itu. Ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan dan ketika Salam Ganesha dijabarkan dalam sebuah janji yang amat berat. Janji kami, janji lulusan ITB..


Janji Lulusan ITB

Kami
segenap lulusan
Institut Teknologi Bandung
demi Ibu Pertiwi

Berjanji
akan mengabdikan ilmu pengetahuan
bagi kesejahteraan bangsa Indonesia
perikemanusiaan dan perdamaian dunia

Kami berjanji akan mengabdikan
segala kebajikan ilmu pengetahuan
untuk menghantarkan bangsa Indonesia
ke pintu gerbang masyarakat adil dan makmur
yang berdasarkan Pancasila

Kami berjanji akan tetap setia
kepada watak pembangunan kesarjanaan Indonesia
dan menjunjung tinggi susila sarjana
kejujuran serta keluhuran ilmu pengetahuan
di mana pun kami berada

Kami berjanji
akan senantiasa menjunjung tinggi
nama baik almamater kami
Institut Teknologi Bandung

Rangkaian kata-kata yang mampu membuat mataku berkaca-kaca. Mempertegas apa yang tersirat. Saat itulah aku disadarkan bahwa ada beban yang harus kupertanggungjawabkan dalam gelar yang kuraih, bukan hanya secara vertikal tapi juga horizontal. Artinya, ketika aku sudah terjun ke dunia nyata nanti, aku tak boleh hanya memikirkan urusan perutku sendiri. Aku tak boleh hanya memikirkan tentang aku. 

Ada janji yang harus kutunaikan dengan penuh kesadaran. Dan idealisme ini, idealisme yang tersurat dalam rangkaian janji itu, idealisme yang ditanamkan sejak pertama kali mengenakan jas almamater hijau tua dan menginjakkan kaki di Sabuga, tak boleh kubiarkan padam... sampai kapanpun... InshaaAllah..


عَنِ جابر، رَضِيَ الله عَنْهُمَا، قَالَ : قال رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم: خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Jabir radhiyallau ‘anhuma bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” *

Baktiku untuk Allah Tuhanku, Indonesia tanah airku dan ITB almamaterku..





*Hadits dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 3289).








Selasa, 23 Juli 2013

Aku suka, sukaaa semuanya

"Nggak usah ngeluarin uang untuk kasih aku oleh-oleh, cukup bawain aja segenggam pasir, beberapa helai daun dan bunga kering, biji-bijian atau batu kerikil :)"

Alasan yang sentimentil, karena dari segenggam pasir aku bisa membayangkan wajahnya, seberapa indah rupanya, seberapa landai, seberapa dangkal airnya, organisme apa saja yang tinggal di bawahnya dan seberapa besar ombaknya..

Dari beberapa helai daun, bunga kering dan biji-bijian aku bisa membayangkan kanopinya, siulet yang dibuatnya dan dedaunannya yang jatuh dimainkan angin..

Dari beberapa batu kerikil aku bisa membayangkan rupa daratannya, warna permukaannya, seolah-olah aku berada di sana, melihat apa yang kau lihat, merasakan apa yang kau rasakan.. :D

Rasa sukaku pada benda-benda itu hampir sama dengan rasa sukaku terhadap benda-benda buatan tangan entah itu sekedar coretan, gambar iseng sampai karya yang dibuat dengan serius. Jadi, ketika ada orang-orang yang memberikanku sesuatu, entah kado atau apapun, ucapan kecil berupa tulisan tangan sang pemberi yang terkadang terselip didalamnya pasti kuarsipkan dengan baik :)

Bagiku, terkadang sebuah karya kecil, coretan, atau gambar iseng memiliki nilai yang lebih berharga. Seringkali aku merefleksikannya pada diriku sendiri, karena ketika aku memberikan sesuatu yang kubuat dengan tanganku, selama proses pembuatannya aku pasti memikirkan orang yang akan menerimanya, jadi sebenarnya tak ada yang tak spesial lho... kutitipkan sebuah perasaan pada setiap karya yang kubuat... :)
(jadi kalau karyanya jelek berarti saat itu moodku sedang nggak bagus, hahaha :D)

Tapi bukan berarti selalu begitu, akhir-akhir ini aku disadarkan kalau ternyata benda yang di buat dengan mesin-pun, ketika dibeli dengan hati akan sama spesialnya dengan benda buatan tangan. Apalagi ketika memikirkan bagaimana usaha sang pemberi untuk mendapatkannya, menimang dan memilih kira-kira apa yang akan disukai oleh sang penerima.. :)

Terimakasih ya sahabat-sahabatku atas semua yang kalian berikan dan perasaan kalian yang kalian titipkan di dalamnya. Bagiku, tak ada yang tak berharga 
Semoga Allah membalas apa yang kalian berikan dengan sebaik-baik balasan :)


Special thanks to :
 Hajah Sofyamarwa Rachmawati 
-kyaaaa aku dikasih kotak yang cerdas dan surat cintaaaaa akan kusimpan baik-baik inshaaAllah XD :*
Cacingski Nissa Rachmidwiati
-senyum-seyum sendiri tiap liat lukisanmu haghag #tapitetaptidakadaketjupbagimu #fuh

Kalau pasir biasanya aku masukin botol kayak gini :)






Senin, 01 Juli 2013

Ada empat hal

“Ada empat hal yang barangsiapa keempat hal itu ada pada diri seseorang maka dia adalah munafik sejati, dan barangsiapa yang memiliki satu saja, maka dia memiliki perangai kemunafikan sampai dia meninggalkannya, yaitu: jika diberi amanah dia khianat, jika bicara dia berbohong, jika berjanji dia melanggar, dan jika berbantahan buruk akhlaknya.” 
(HR. Bukhari, Muslim,  Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Hibban)




Membaca hadist ini rasanya seperti tertampar, mengingat ciri-ciri di atas masih sangat melekat dalam diri
Tapi yang namanya waktu tak bisa di putar ulang
Apa yang telah berlalu hanya akan menyisakan keburukan jika terus disesali

Maukah kiranya orang-orang yang kukecewakan memaafkan?
Bisakah kiranya hal itu menjadi jalan untuk mendapatkan ridha Allah? 
Hingga langkahku menjadi ringan dalam menyongsong masa depan?

Senin, 13 Mei 2013

Aku Cinta


Jika aku diberi kesempatan untuk hidup, lalu mati, lalu hidup lalu mati lagi
Demikian berulang-ulang
Maka tak akan pernah sanggup seluruh saraf dalam otak ini menekuri seluruh pengetahuanNya yang Ia hamparkan dari perut bumi hingga alam semesta

Setiap kali mengingat betapa sulitnya sepercik ilmu masuk berjejalan dalam otak
Menyambungkan antara akson satu dengan dendrite lain
Maka nafas ini menjadi sesak tak karuan

Yang aku rasakan, Allah telah menunjukkan singgasana kebesaranNya melalui setiap kilasan ilmu yang Ia perkenalkan padaku

Ketika itu diriku ciut bagai tak berbobot, kecil tak berarti
Tanpa sadah aku telah jatuh cinta
Terpukau menyadari ketidakberdayaan diri
Lalu menanggis megap-megap karena aku tak kuasa berenang dalam samudra ilmuNya yang luasnya meliputi langit dan bumi

Maka setiap kali Ia memercikkan kesadaran itu sekejap saja
Mataku terjaga dari tidur dan menangis meratap-ratap

Allahuakbar, jika saja Kau berkenan, izinkan sepercik kekayaan yang Kau sisipkan dalam tempurung kepalaku untuk kubagi dengan manusia lain

Dalam ilmu, kutemukan cinta
Dalam ilmu, kutemukan cintaNya mengalir lembut melingkupi setiap detik hidupKu
Makhluk yang bahkan tidak dapat menjelaskan mengenai eksistensi dirinya sendiri

Senin, 08 April 2013

Saat itu pasti merupakan saat yang luar biasa


Saat itu pasti merupakan saat yang luar biasa
Ketika Ia berkehendak untuk mempertemukanmu denganku
Dalam skenarioNya yang tanpa cacat dan tanpa cela
Di atas bumiNya yang sempit, setelah sekian lama semenjak ruh kita ditakdirkan untuk bersama
Lalu kau dan aku dilahirkan dalam raga yang terpisah jarak dan waktu, dan masing-masing tumbuh dengan tempaan yang berbeda

Saat itu pasti merupakan saat yang luar biasa
Ketika aku mencoba melihat dunia dari matamu, dan kau dari mataku
Mencoba memahami duniaku yang penuh dengan kanak-kanak, pelangi, hujan dan bintang
Memahami bentuk kebahagiaanku yang sederhana, seperti mencoba memasak sesuatu yang baru, menciptakan benda-benda aneh, berjalan menyusuri trotoar, jalan setapak, hutan atau pinggiran rel
Berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain, atau sekedar menerka makna kehidupan dalam bus-bus, kereta ekonomi dan ramainya pasar
Sama seperti ketika aku berusaha memahami duniamu, memahami bentuk kebahagiaanmu

Saat itu pasti merupakan saat yang luar biasa
Ketika mimpimu dan mimpiku menjadi bagian dari mimpi kita
Melengkapi satu sama lain, membuat segala sesuatunya berwujud, bukan sekedar wacana
Menciptakan pola-pola cantik yang kita goreskan dalam lembar kehidupan kita yang pendek
Membentuk gambaran tegas mengenai apa yang kita cita-citakan untuk masa depan, mempersiapkan titipan apa kiranya yang bisa kita wariskan untuk ummat
Dua manusia kecil dengan mimpi-mimpi yang besar

Saat itu pasti merupakan saat yang luar biasa
Ketika kau berada di depanku, cahayaku, menuntunku melewati kegelapan
Meski tak selalu terang benderang karena kau manusia, tak sempurna, sama seperti aku
Maka aku ada di belakangmu, menjadi sandaran ketika kau lelah
Beristirahat sejenak dalam perjalanan kita yang jauh untuk mencapai tujuan

Saat itu pasti merupakan saat yang luar biasa
Ketika keberadaanmu menjadi sebuah bentuk rasa syukurku yang tak terkira padaNya
Ketika rasa cintaku padamu menambah rasa cintaku padaNya berkali-kali lipat
Maka ketika Ia berkehendak
Tidak waktu, tidak jarak, tidak pula keadaan yang dapat menghalangimu untuk menjemputku
Wahai pemimpinku yang kurindukan, manusia yang bersamanya aku menjadi lebih baik