Halaman

Tampilkan postingan dengan label ITB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ITB. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 Juli 2015

είκοσι



Menjelajah dunia
Hingga sampai aku
Dalam suatu ruang
Di mana suara riuh rendah dalam pikiranku
Yang tak pernah pergi
Membawa aku kembali
Pada kenangan
Bersama dirimu

Kamis, 02 Januari 2014

Simfoni Tugas Akhir

Kalau diingat-ingat, rasanya hampir dua tahun kebelakang sebagian besar waktu hidupku diisi oleh tugas akhir selain tidur haha :)
Bagi yang "bermain" dengan makhluk hidup, mengerjakan tugas akhir bukan sekedar teori di atas kertas. Hofstadter's law bahkan bisa saja tidak berlaku #lebay .Terlalu banyak faktor "x" yang mungkin hanya dapat teratasi dengan bertawakal sepenuhnya pada Yang Memiliki hidup. 


Bagi seseorang yang moody dan idealis seperti aku, diperlukan rasa cinta dan kesadaran penuh dalam melakukan pekerjaan terutama yang menguras pikiran, tenaga, waktu dan emosi :D
Ketika kita mencintai apa yang kita kerjakan, sekalipun kita harus mengorbankan waktu liburan atau waktu istirahat di malam hari, rasanya akan ringan-ringan saja.

Di awal semester 6, dosen waliku menyarankanku untuk tidak ikut dalam proyek dosen. Bukan tanpa alasan, menurut beliau (yang juga merupakan dosen mata kuliah Metodologi Penelitian) :

"akan ada sesuatu yang hilang dalam rantai penelitian ketika dirimu 'hanya' mengerjakan proyek Dosen, yaitu menemukan masalah, kemudian membangun ide dari masalah tersebut". 

Saat itu aku ragu, "apa yang harus kulakukan?". Mencari ide sendiri tentu tidak mudah, selain itu ada rasa rendah diri ketika melihat kawan-kawan yang sudah tergabung dalam proyek Dosen.

"Tentu saja, ide-ide yang dimiliki pada Dosen untuk proyeknya sangat menarik dan advance, itu karena mereka sudah Doktor.. sementara dirimu kan masih mahasiswa. Tidak masalah meskipun ide risetmu tampak biasa-biasa saja. Yang penting kamu melakukan keseluruhan prosesnya, mulai dari menemukan masalah sampai didapatkannya hasil penelitian. Itulah scientist" 

Aku yang saat itu sedang bingung pada akhirnya memutuskan untuk melakukan apa yang beliau sarankan. Aku mencari sendiri apa yang ingin kukerjakan, sekalipun itu berarti aku harus mencari sendiri biaya penelitian (bisa diakali dengan menggunakan tabungan, beasiswa dan menghemat uang makan) sekaligus menentukan sendiri timeline dalam waktu yang sangat terbatas... dan komitmen untuk bekerja keras.

Awalnya memang tak mudah, karena betapa awamnya diriku dan betapa terbatasnya wawasanku, aku jadi tak bisa menentukan parameter keberhasilan yang baik sehingga terlalu banyak celah dalam proposal penelitianku. Baru setelah empat kali revisi, proposal penelitianku bisa diterima.
Memori yang menyenangkan untuk di kenang :)

Setiap orang memiliki pilihannya masing-masing dan setelah berjalan hampir dua tahun rasanya ini memang pilihan yang tepat buatku :)

Selama berjalannya TA banyak sekali bantuan tak terduga yang (akan sangat-sangat-sangat) keterlaluan jika aku tidak mensyukurinya. Mulai dari Dosen pembimbing yang sangat baik, dan Dosen-dosen lainnya yang memberikan banyak masukan ilmu serta bantuan materi berupa alat dan bahan kimia yang sangat mahal harganya (padahal jelas TA ku bukan proyek, dan kalau benar-benar biaya sendiri tanpa bantuan Dosen-dosen yang baik hati itu mungkin aku tak mampu) ; keberadaan rekan-rekan Lab yang mempermudah TAku (Kak Asep, KaChang, KaIra, KaFitri, KaMarfi, MakAyu, MakEma) ; keberadaan Pak Ori dkk.; keberadaan Pak Narto yang tak pernah bosan menghibur, mengganggu dan diganggu 24 jam ; teman-teman yang selalu memberikan semangat dan terutama doa kedua orang tua, hingga rintangan yang ada sejauh ini masih dapat teratasi :)


Setiap preparat membutuhkan waktu 8 hari untuk dibuat, sebagian pita rusak, sebagian tak terwarna dengan baik, sebagian terwarna terlalu tebal, meski begitu semuanya adalah memori yang menyenangkan untuk di kenang, bagian kecil dari kegagalan :)

Memang adakalanya semangat untuk mengerjakan TA benar-benar drop. Biasanya setelah tak henti-hentinya melakukan rutinitas yang sama berhari-hari ditambah kewajiban kuliah, saat lab begitu sepi, saat pulang larut sendirian dan harus kembali esok subuhnya, saat menyadari betapa terbatasnya materi dan fasilitas yang ada untuk merealisasikan penelitian...

Tapi ketika tersadarkan kembali bahwa "ini adalah langkah yang dirimu pilih!" dan saat teringatkan kembali latar belakang "mengapa" penelitian itu harus dilakukan, semangat yang telah layu bisa perlahan-lahan bangkit dengan sendirinya.

Mungkin bagi beberapa orang tampaknya aku terlalu habis-habisan dan terlalu idealis.
Tapi bagiku, ini adalah proses dari pembuatan sebuah karya, ada perasaan senang, tertantang sekaligus frustasi yang sama seperti ketika membuat karya seni, tanyakan saja perasaan itu pada seorang seniman :)
Selain itu ada perasaan hormat yang bermetamorfosis menjadi rasa tanggung jawab pada Dosen pembimbingku yang telah membiarkanku melakukan apa yang ingin kulakukan, dan memberikan begitu banyak bantuan.
Serta rasa simpati pada seseorang yang seringkali berucap "andai Bapak dulu punya kesempatan sekolah kayak Nisa" setiapkali tanpa sadar aku mengeluh setelah lelah mengerjakan pekerjaan Lab :)

Semua itu.. menjadi beban moral ketika aku malas atau leyeh leyeh mengerjakan TA hehehe

Yah, setiap orang memiliki pilihannya masing-masing dengan resikonya masing-masing...
Sekalipun hanya bagian kecil dari perjuangan sebagai seorang mahasiswa, ada banyak hal menarik yang bisa dijadikan pelajaran di sana.

Itu simfoni TAku, bagaimana denganmu? :)

Jumat, 02 Agustus 2013

Ketika Salam Ganesha Dijabarkan

Salam Ganesha! 
Bakti kami untukmu Tuhan, bangsa dan almamater! 
Merdeka!

Itulah bunyi salam yang dikenalkan pada kami ketika akan menghadapi sidang besar penerimaan mahasiswa baru di Sabuga.... empat tahun yang lalu...
Salam yang selalu kami gema-kan dalam kebersamaan dengan jas almamater hijau tua kami. Salam yang singkat namun sarat makna. Melebur dengan letupan euforia seorang mahasiswa baru. 

Tak terasa empat tahun berlalu sudah. Hanya dengan rahmat dan kuasaNya-lah aku diberi kesempatan untuk lulus, kembali melalui Sabuga. Kali ini bukan jas almamater yang kukenakan, tapi toga yang juga berwarna hijau tua dengan kalung beludru berhiaskan keping logam si gajah duduk. 

Aku bahagia dan saaaaaaaaaangat bersyukur meski tak kurasakan euforia seperti ketika pertama masuk dulu. Keluar dari kampus ini berarti meninggalkan zona nyaman, bukan berarti bisa menekuk pundak dan berleha-leha bukan? :)

Selain itu bayangan mengenai jalan yang masih harus kulalui setahun kedepan untuk menyelesaikan program fasttrack cukup menyadarkanku bahwa semua-belum-selesai-aku-masih-di-sini.

Ada dua hal yang membuat jantungku berdebar-debar dan lidahku kelu selama prosesi wisuda itu. Ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan dan ketika Salam Ganesha dijabarkan dalam sebuah janji yang amat berat. Janji kami, janji lulusan ITB..


Janji Lulusan ITB

Kami
segenap lulusan
Institut Teknologi Bandung
demi Ibu Pertiwi

Berjanji
akan mengabdikan ilmu pengetahuan
bagi kesejahteraan bangsa Indonesia
perikemanusiaan dan perdamaian dunia

Kami berjanji akan mengabdikan
segala kebajikan ilmu pengetahuan
untuk menghantarkan bangsa Indonesia
ke pintu gerbang masyarakat adil dan makmur
yang berdasarkan Pancasila

Kami berjanji akan tetap setia
kepada watak pembangunan kesarjanaan Indonesia
dan menjunjung tinggi susila sarjana
kejujuran serta keluhuran ilmu pengetahuan
di mana pun kami berada

Kami berjanji
akan senantiasa menjunjung tinggi
nama baik almamater kami
Institut Teknologi Bandung

Rangkaian kata-kata yang mampu membuat mataku berkaca-kaca. Mempertegas apa yang tersirat. Saat itulah aku disadarkan bahwa ada beban yang harus kupertanggungjawabkan dalam gelar yang kuraih, bukan hanya secara vertikal tapi juga horizontal. Artinya, ketika aku sudah terjun ke dunia nyata nanti, aku tak boleh hanya memikirkan urusan perutku sendiri. Aku tak boleh hanya memikirkan tentang aku. 

Ada janji yang harus kutunaikan dengan penuh kesadaran. Dan idealisme ini, idealisme yang tersurat dalam rangkaian janji itu, idealisme yang ditanamkan sejak pertama kali mengenakan jas almamater hijau tua dan menginjakkan kaki di Sabuga, tak boleh kubiarkan padam... sampai kapanpun... InshaaAllah..


عَنِ جابر، رَضِيَ الله عَنْهُمَا، قَالَ : قال رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم: خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Jabir radhiyallau ‘anhuma bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” *

Baktiku untuk Allah Tuhanku, Indonesia tanah airku dan ITB almamaterku..





*Hadits dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 3289).








Senin, 04 Maret 2013

Ada Apa Dengan Cilongkrang

Suatu hari nanti mungkin mereka adalah orang-orang besar, manusia yang mampu berbuat sesuatu untuk tanah airnya tercinta, Tafta adalah seorang Menteri Perdagangan, Sugi adalah Menteri Riset dan Teknologi, Ine Menteri Ibu Rumah Tangga (kekekeke), KaGit Menteri Sumberdaya, Rangga Menteri Olahraga , Inay Menteri Pendidikan, Yu'ti Menteri Agama, Ai & Afin Mentri Anak-anak, Surya Menteri Bahagia, Nurul Menteri... apa ya? hehehe #maaf nggak kesebut semua

Tapi yang kulihat hari itu mereka semua basah oleh keringat dan kotor oleh tanah sehabis mencangkul
Hari berikutnya mereka berlumuran kotoran sapi sehabis mengangkut dan mengaduk-aduknya dalam bejana. Meskipun lelah, di sore hari mereka masih bisa tersenyum, menyambut adik-adik kecil dengan sejuta pertanyaan mengenai pelajaran sekolah, yang meminta diajari ini-itu, yang semangat belajarnya tak tertampung oleh buku-buku paket kumal yang mereka bawa.

Lalu ketika matahari terbenam, mengajar ngaji di surau-surau yang penuh sesak, ribut tak terkendali, mendengarkan bacaan Al-Quran yang terbata-bata, berkisah mengenai para Nabi, hingga adzan Isya berkumandang, memasrahkan diri ditarik-tarik anak-anak bersamping untuk shalat berjamaah disebelahnya.


Pengalaman Kuliah Kerja Nyata itu sangat tak terlupakan, bagiku kalian adalah orang-orang terpilih yang memilih menghabiskan masa libur dengan berbagi pada masyarakat yang cukup terasing dari hingar bingar keramaian kota. Sejenak mengasingkan diri dari perangkat umum buku-buku, laptop, dan bentuk kemudahan lainnya, lalu memilih menyingsingkan lengan baju, bekerja fisik untuk orang lain.

Kawan-kawanku, kita telah sepakat bahwa pengalaman itu sangat mengesankan, sulit diceritakan, hanya akan terasa indah  bila dirasakan sendiri. Tak terasa masa-masa kita sebagai mahasiswa S1 akan segera usai, aku hanya bisa berharap, semoga idealisme kalian, idealisme kita tak kandas di bawah tekanan keadaan, tak tergerus realita yang akan kita hadapi kedepannya..

Kawan-kawanku, semoga Allah senantiasa mempermudah langkah kalian :)

#jadi kapan mau ke Cilongkrang lagi teh?


Senin, 14 Januari 2013

PANITIA OLIMPIADE AL QURAN ITB menuju MTQ-Nas Mahasiswa 2013

OPEN RECRUITMENT
PANITIA OLIMPIADE AL QUR'AN ITB 2013

Assalaamualaikum kawan-kawanku sayang :)
Alhamdulillah, Olimpiade Al Qur'an ITB akan kembali di gelar InsyaAllah pada Februari 2013 @Kampus ITB

Ladang pahala nih, apalagi yang kita tunggu?? 
Bayangkan ketika kita menjadi Jalan Hidayahnya seseorang untuk semakin dekat dengan Al-Quran. Bayangkan pula jika kita menjadi fasilitator sesorang untuk menghafal Al-Quran, bahkan Hafidznya seseorang. Bayangkan Pahala yang akan kita dapatkan. Ayo kita ambil bagian! \(^,^)/

Tidak hanya itu, ingat janji Allah bagi orang-orang yang mengamalkan kebaikan. Syurga Bukan? Subhanallah.. 

Hoho teman2, kepanitian ini bukan hanya sekedar kepanitiaan, niatkan, rasakan dan buktikan bahwa ini adalah tabungan amalan kita untuk menuju ke syurgaNYA dan jalan semakin dekat dan cintanya kita kepada Al-Quran. ayooo, tunggu apalagi? segera DAFTAR dan AJAK teman-teman yang lain. agar rantai amal kebaikan semakin panjang 
#ALLAHUAKBAR! #SEMANGAAAAATTT \(^,^)/

Waktu pendaftaran sangat singkat loh, 
hanya sampai 22 Januari 2013. mari BERSEGERA dan jangan ada kata tunda :)

Klik link dibawah ini :



Senin, 31 Desember 2012

Dalam masa penantian

"... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". QS Al Baqarah 2 : 216

Entah sudah keberapa kalinya bolak-balik buka ol.akademik..
Padahal tau ini masih musimnya tanggal merah, kemungkinan besar tampilannya masih sama, belum ada nilai-nilai yang terisi..
Tapi rasanya deg-degan, itu pertama kalinya ngerjain ujian sampai gemetar sekujur tubuh..

Kalau menurut Allah melanjutkan fasttrack adalah jalan terbaik, maka pasti Allah permudah..
tapi kalau menurut Allah fasttrack bukan jalan terbaik, pasti akan Ia tunjukkan jalan lain yang menurutNya paling baik untukku :)
Memang hanya doa dan ikhtiar semaksimal mungkin yang bisa kulakukan..

Sampai di penghujung kuliahku nanti, tinggal menunggu kapal mana yang duluan berlabuh
Jika dan hanya jika menurutNya aku sudah siap
Alhamdulillah.. Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang :')



sumber gambar :
www.btravindonesia.com


Rabu, 29 Agustus 2012

Ketika Aku Baru Menjadi Mahasiswa ITB


27 Agustus 2012

Ah, kalau dirasa-rasa.. rasanya menyesal. Kenapa baru sekarang tangan ini rajin menulis, ketika semuanya hampir berakhir, ketika diujung jalan.

Tidak seperti tiga hari sebelumnya, sekarang kampus begitu ramai. Wajah baru anak TPB dimana-mana, dengan semangat baru, kekuatan baru.. belum ternodai jelimetnya kalkulus dan abstraknya kimia :P

Hihihi jadi rindu masa-masa itu..


Menjadi seorang mahasiswi di kampus ini termasuk hal yang paling membahagiakan yang pernah terjadi dalam hidupku (selain sekolah di Mts Asih Putera tentunya).

Dulu, aku adalah katak dalam tempurung (aku kataknya, kota Cimahi tempurungnya). Seumur hidup kuhabiskan disana.
Cimahi adalah dunia kecilku. Meskipun Ayah adalah seorang dosen, aku sama sekali buta mengenai kehidupan mahasiswa dan mekanisme yang berlaku didalamnya. Sistem Kredit Semester, Indeks Prestasi.. itupun masih belum kumengerti. Cupuuuu sekali ^^

Siapa sangka…
Aku
Anak SMA bingung calon peserta SNMPTN, yang pada akhirnya memutuskan melingkari lembar pendaftaran dengan kode SITH ITB (Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung) tepat sebelum penyerahan berkas, ternyata lolos seleksi dan diterima sebagai salah satu siswinya.

God is a (best) Director” (Cin(T)a)

Hari pertama pendaftaran ulang, itulah pertama kalinya kaki ini menapaki bagian kampus ITB yang banyak dibicarakan orang.  Ternyata kecil, tapi cantik dan simetris :D

Hari pertama PROKM 2009. Aku hanya bisa terkagum-kagum dan merasa malu, ternyata teman-temanku adalah orang-orang yang luar biasa. Ada yang juara umum disekolahnya, Olimpiade Sains Nasional, Ketua OSIS, anak-anak yang sering ikut kompetisi sampai ke luar negeri…

PROKM 2009 , Hello world :)
Aku merasa bukan apa-apa, bukan siapa-siapa dibandingkan dengan mereka. Untungnya mereka begitu rendah hati, membuatku cepat merasa nyaman.

Hari-hari selanjutnya, aku ditulari semangat Nasionalisme dari PROKM, pelajaran mengenai perbedaan kultur, pola pikir, karakter dan cara pandang dari teman-teman kelompokku.

Saat itu aku menemukan bahwa dunia ternyata lebih menarik dan menantang dari yang selama ini kubayangkan. Bagiku… itu luar biasa :)

Buka bareng pertama :D

Mungkin saat itu raut wajahku sama seperti anak-anak yang kulihat hari ini ya, penuh semangat dan bahagia. Dan sedikit.. hmmm apa bahasa Indonesianya “culang cileung”? plenga-plengo?.. kebiasaan setiap kali berada di tempat baru, menemukan suasana baru.. hehe
kayak orang gunung kata Ayah, ih jahat ya.

Hari pertama kuliah aku mendapati bahwa ternyata dosen sangat berbeda dengan guru. Tidak ada salam pagi, tidak ada cium tangan. Semua menjalankan peran begitu saja. Dosen adalah dosen, mahasiswa adalah mahasiswa. Aku dipanggil “anda”, bukan “nak”, rasanya lebih… dewasa.

Suasana kelas saat presentasi

Lalu semuanya berlanjut..

Tahap Persiapan Bersama
Jujur, rasanya kaget. Ternyata aku harus kembali berkutat dengan Kimia, Fisika dan Kalkulus.. Semua pelajaran yang bisa kukuasai dengan baik saat SMA rasanya begitu sulit disini. Baru kali ini aku mendapatkan nilai dengan angka-angka yang amat menyedihkan. Rasanya begitu… bodoh.
Hahaha \(-,-)/

Semuanya baru, benar-benar baru bagiku. Karena semasa SMA tugas terberat yang pernah kuterima hanyalah tugas mengerjakan-80-100-sekian-soal-fisika-dalam-semalam nya Pak Jaharap. Yang kalau kurang satu soal akan dikalikan tiga dan dikumpulkan pada kesempatan tugas selanjutnya.

Itung-itung latihan, ini nggak ada apa-apanya jika kalian kuliah nanti” 
(Pak Jaharap, 2008)

Bener lho Pak.. Satu chapter yang semasa SMA bisa dihabiskan selama setengah semester kali ini harus dikuasai dalam sekali pertemuan. Text Book berbahasa inggris yang tebalnya sama dengan bantal. Slide-slide presentasi  dan penjelasan yang singkat dari dosen. Kuis tak terduga yang bisa diadakan kapanpun. Tutorial, tugas, presentasi. Musim UTS dan UAS yang bisa menghabiskan setengah masa semester, tugas Research Basic Learning Fisika Dasar..

Kelas kalkulus Ibu Mulyana, dosen Kalkulus yang kukagumi

Katanya mahasiswa santai, bisa bepergian kemanapun, nggak perlu pake baju seragam…

ITB kan enak, deket dengan BIP, dengan Ciwalk.. tinggal ngesot nyampe tuh” 
(Abang-abang salesman)

Khukhukhu :3

Tapi kenyataan ternyata tidak seindah yang dibayangkan loh Bang (hiks).  Aku kuliah dari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dari jam 07.00– 18.00 (ada istirahatnya, tapi jam kosong tanggung). Hari Rabu dan Jumat ada praktikum, pas musim UTS dan UAS hari Jumat dijadiin waktu ujian.. Sabtu dan Minggu baru deh main (kalau nggak ada tugas).. hehe

Subhanallah.. ternyata begini rasanya jadi mahasiswa.

Menegangkan loh.. apalagi saat-saat menunggu hasil UTS dan UAS, saat-saat seru menghitung harus-berapa-nilai-UTS2-ku-supaya-minimal-dapet-nilai-B, saat mengira-ngira IP dan IPK.

Dan suuuuuper menyenangkan \(^,^)/
Dengan teman senasib sepenanggungan…
Mengerjakan tutorial bersama
Latihan di basement perpustakaan saat musim UTS dan UAS
Jalan-jalan dan foto-foto random di Taman Ganesha, foto-foto di Saraga
Latihan lari (untuk tes olahraga lari 2,4 KM) basamo
Wisata kuliner menyusuri Gelap Nyawang
Surprise ulang tahun (ini hiburan yang menyenangkan loh)
Norak-norakan bareng..
Galau bareng..
Hal-hal kecil memang, tapi … ngangenin…

kaki doang.. jam olahraga di Saraga

Belajar basamooo <3

Sekarang rebut ingin kuliah.. Ingin jadi mahasiswa.. Nanti kalau udah kuliah baru deh kalian kangen pake baju seragam lagi, kangen sekolah lagi..” (Kaka Kelas, 2009)

Masa sih kak?
Aku kok nggak merasa begitu ya?
Bagiku jadi mahasiswa itu menyenangkan loh, sedikit keluar dari zona nyaman sekolah yang sera diatur. Sekarang kita dituntut untuk membuat keputusan sendiri, megaplikasikan hukum sebab-akibat dan dituntut untuk siap menanggung resiko atas pilihan kita.

Menantang!

Satu lagi, yang membuatku begitu bersyukur berada di kampus ini adalah lingkungannya. Bagiku begitu kondusif untuk berlomba-lomba menjadi lebih baik. Larilah jika memang tidak ingin tertinggal. Karena aku hanyalah manusia biasa tanpa IQ super, aku yang dulunya malas-malasan di sekolah dituntut untuk lebih rajin di sini, asik ya :D

Dan yang tak tergantikan adalah teman-temannya… bagiku mereka adalah orang-orang hebat. Pola pikir mereka menarik, kultur mereka beragam, benar-benar heterogen.
Baru kali ini aku menemukan manusia Indonesia (dan luar) dari barat, tengah dan timur berada di satu tempat. Meskipun sekarang didominasi dari tengah, tetap saja disini aku menemukan Indonesia kecilku.

Hmm.. Banyak yang bilang mereka individualis.. ah, mungkin bisa dibilang pendiam.. sapalah duluan, kenali mereka, Alhamdulillah yang kukenal selama ini semuanya baik-baik :D
tanpa mereka aku bisa apa menghadapi serangan kalkulus fisika dan kimia itu?
Tanpa mereka, kemana tempatku mengadu dan bersenang-senang dan lari dari penatnya kuliah? 
Huehehehe :p

ITB itu memang mahal. Bukan belajar-mengajarnya di kelasnya yang mahal, karena toh cara mengajar di perguruan tinggi hampir semua begitu. Yang mahal adalah lingkungannya,lingkungan itulah yang akan membentuk kamu, menempa kamu, disanalah kamu akan lebih banyak belajar”. (Anonim, 2009)

Hwaaaa rindu masa-masa ituuuuuuuuuuuu…

Sekarang hampir berakhir
Memang harus diakhiri
#mahasiswa tingkat akhir

Jumat, 27 Juli 2012

Iqra!


“Wah ini susah kalau dilanjutkan…”

Deg!

“Bagaimana caranya merekayasa kalau mekanisme biosintesisnya aja belum diketahui?”

Hening,  pertanyaan itu tak segera kujawab. Otak ini bingung, sama bingungnya ketika pertama kali disuruh mengeja 2,3-dihydro-3-hydroxy-tabersonine-N-methyltransferase.

“Jadi… gimana Nisa??”

Masih hening, sebagian hati meng iyakan, sebagian besar lainnya justru merasa tertantang.

“Tapi… ini feasible dilakukan kan Bu?” tanyaku ragu, aku masih keras kepala.


---

"Part of explanation is that the DNA, RNA and protein levels of the regulation mechanism are still unclear in TIAs pathway"

Pernyataan itu sudah cukup jelas sebenarnya. Cukup jelas untuk membuatku menyerah dan segera mencari topik baru.

Didukung dengan pernyataan serupa dari berbagai jurnal, skema-skema jalur biosintesis yang belum rampung, protein x (unknown protein) di beberapa jalur reaksi  penting (menyatakan bahwa protein (enzim) yang terlibat dalam biosintesis tersebut masih belum teridentifikasi)…

Hmm..

Setelah mencoba mempelajari beberapa jurnal untuk membuat proposal tugas akhir, aku justru semakin bingung. Semakin banyak yang di baca, semakin banyak informasi yang bertentangan satu sama lain. Potongan-potongan informasi itu bagaikan puzzle yang harus kususun, sayangnya puzzle itu belum lengkap. Banyak bagian yang belum diketahui, bahkan dengan peralatan canggih yang dimiliki oleh orang-orang di luar sana sekalipun.

Haruskah aku menyerah? Haruskah?


“Iqra’bismi rabbikalladzii khalaq”
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan”

Apabila suatu kata kerja yang membutuhkan objek tetapi tidak disebutkan objeknya, maka objek yang dimaksud bersifat umum. Iqra dalam ayat ini bukan hanya berarti membaca teks atau sebuah naskah. Iqra bermakna menelaah, meriset, merenungkan, bereksperimen dan berkontemplasi.  Objek yang dimaksud dapat berupa bacaan suci yang datangnya dari Allah swt. hadist shahih, maupun hasil karya manusia berupa handbook ilmu pengetahuan, juga berupa fenomena-fenomena alam maupun sosial.

“Iqra’bismi rabbikalladzii khalaq ; Khalaqal insaana min’alaq ”

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan ; Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”

Kata iqra dalam ayat ini disertai dengan kalimat bismi rabbika lladzi khalaq yang bermakna “dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan”. Di sini Allah mengaitkan kata “membaca” dengan “nama Allah”, tujuannya agar pelakunya selalu melakukan kegiatan yang bersifat ilmiah dengan keikhlasan hanya mencari keridoan Allah swt., sehingga ilmu yang didapatkannya semakin membuat dirinya merasa takut pada-Nya.

Sementara khalaqal insaana min’alaq merupakan cara untuk menyadarkan manusia tentang hakikat jati dirinya. Agar kegiatan meriset tersebut tidak menyebabkan arogansi intelektual merasuk ke relung hatinya dan semakin menyadarkan bahwa dirinya kecil di hadapan Allah swt.

“Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah ; Yang mengajarkan manusia dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” Qs Al Alaq ayat 3-5.

Sangat jelas, dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril, Allah menyuruh manusia untuk mempelajari ilmu-Nya. Semata-mata mencari rido Allah swt. dengan membaca, menelaah, meriset, merenungkan, bereksperimen dan berkontemplasi berulang-ulang. Menarik bukan?



Jadi.... akankah aku menyerah?

Tentu tidak :) 
aku adalah calon ilmuwan, sudah tugasku melengkapi puzzle-puzzle itu.
meskipun dalam keterbatasan, hanya sebagian kecil, tak bergambar, sekedar bentuk atau bahkan bayangan..

Iqra! Itulah yang sedang dan akan terus kulakukan, insyaallah :)

Katakanlah (Muhammad) : “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)” Qs Al Kahf ayat 109.


Semangat scientist!! :D





Sumber :

  • Al Quran dan terjemahannya : Edisi Ilmu Pengetahuan
  • Amiruddin, Aam. 2004.Tafsir Al Quran Kontemporer : Juz Amma Jilid I, Edisi Revisi. Khazanah Intelektual.
  • Zhou, M-L., Hou, H-L., Zhu, X-M., Shao, J-R., Wu, Y-M., Tang, Y-X. (2010). Molecular regulation of terpenoid indole alkaloids pathway in the medicinal plant, Catharanthus roseus. Academic Journals. pp.663-673.

Senin, 23 Juli 2012

Hari ini kami belajar :)

Jualan Al Hayaat hari-1


Pagi itu langit cerah sekali, orion masih bisa menyapaku di bagian langit utara. Selepas shalat shubuh aku segera berangkat menuju kampus. Niatku hanya satu, melaksanakan amanah yang selama ini sempat kukesampingkan.

Ketika sampai kampus, matahari sudah menunjukkan sinarnya yang hangat, menyeimbangkan udara pagi dan angin yang dingin. Saat itu masih pukul setengah tujuh pagi dan kampus masih sepi. Hanya terlihat beberapa calon mahasiswa baru, dengan penuh semangat datang lebih pagi dari jadwal pendaftaran ulang yang ditentukan.

Waktu terus berjalan, saat itu baru ada aku, Udin dan Hery. Kami belum bisa berjualan karena barang dagangan belum datang.

Lewat jam tujuh pagi, niatku mulai rapuh. Setengah pikiran melayang pada laporan KP dan proposal TA yang menuntut  diselesaikan minggu ini juga. Sempat terbersit penyesalan, andai saja aku memilih untuk diam di rumah dan menyelesaikan tugas-tugas itu…
 _ _ _

Pukul 08.30

Tahun ini proses daftar ulang dibagi dalam 4 kloter selama 4 hari. Konsekuensinya suasana di Sabuga sepi, kurang kondusif untuk berjualan. Dan ternyata kami datang kepagian..
Dengan persiapan yang minim, kami memutuskan untuk tetap berjualan. Semuanya berjalan baik-baik saja, meskipun dagangan kami tidak begitu laku.

Karena berkeliling dirasa kurang efektif, akhirnya kami menggelar karpet dan membuka lapak di area parkir mobil. Berharap orang tua mahasiswa yang membawa kendaraan bersedia membeli dagangan kami. Tapi sudah lewat beberapa puluh menit, suasana masih saja sepi. Kami kehilangan fokus, duduk-duduk di karpet, menjaga dangangan dengan bacaan masing-masing, Ellis dengan tugas KPnya, Dina dengan komiknya dan aku dengan jurnal referensi proposal TA.
Sampai tiba-tiba Udin datang dengan wajah pucat.

“Kenapa Din? Laku berapa kaosnya?”

“Nanti aku ceritain”.
Saat itu ada beberapa orang calon pembeli (?) sedang mampir ke lapak kami sehingga agak sulit untuk membicarakan masalah dagang internal. Tak lama Herry menyusul Udin dari belakang.

“Barusan CD E-Booknya kejual satu.. aku jual 35.000, padahal seharusnya harganya 20.000”.

“Hah, kok bisa begitu??”

“Barusan kami asal ngomong, belum tau harga jual yang sebenernya… Aduh gimana ya, aku merasa bener-bener bersalah sama pembelinya”. Ternyata itu yang membuat wajahnya begitu pucat.

“Di mana jualannya?”

“Di atas kak”. Jawab Herry.

Akhirnya aku dan Herry kembali ke gerbang Sabuga sambil membawa dua wadah gantungan kunci. Alhamdulillah pembelinya masih ada, seorang ibu berambut pendek dengan baju krem. Segera kami mengembalikan kelebihan uangnya dan meminta maaf. Setelah itu kami langsung menuju kumpulan ibu-ibu terdekat, menawarkan gantungan kunci yang kami bawa.

Alhamdulillah, ibu-ibu pertama yang kami datangi ternyata langsung membeli dagangan kami.
10 gantungan kunci sekaligus! Selembar uang 100.000 segera berpindah tangan. Subhanallah…

Jika saja kami memutuskan untuk tidak memberikan kelebihan uang pada ibu pembeli CD…
Dan jika saja kami memutuskan untuk tetap berdiam diri di tempat parkir..

Ya, Allah memang Maha Pemurah bukan??


23 gantungan kunci dan satu buah pin yang berhasil kami jual selama 3 jam terasa cukup memuaskan. Memang tidak seberapa, tapi setidaknya ada pelajaran yang bisa diambil. Pelajaran tentang niat baik dan kejujuran. Sejenak, aku lupa dengan urusan KP dan TA.. haha

Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang,” (Muttafaqun ‘alaih)

Wallahualam…



Terimakasih teman-teman Al Hayaat, Udin dan Herry yang telah bersedia ikut dalam perburuan harta karun.  Dan teman-teman Al Hayaat Mikro Hilman, Ellis, Sri, Dina, Tika, Indra.
Semoga Allah mempermudah langkah kalian.
dan bagi yang sering mengingatkanku ketika mataku hampir dibutakan oleh keuntungan semata,
Semoga Allah senantiasa memberikanmu kebesaran hati.. :)

Jumat, 15 Juni 2012

Love Fusion!!


Seperti ketika Tokyo Tower, bayangan itu menari-nari di kepala
Datangnya bukan dari Jin, tapi dari keinginan yang kuat dan pengharapan… Lalu semuanya jadi nyata (amin)

Semacam euphoria diam-diam. Ketika mendengar kabar para Fasttrack-ers 2008 sudah mendapatkan S.Si nya. Si otak kanan mulai membandel, menghayal dan membayangkan sesuatu : Akhir dari perjalanan S1 selama di SITH. Lalu si otak kiri mulai menyusun langkah, apa yang harus dilakukan agar bayangan tersebut menjadi nyata. Semacam algoritma, dimulai dari menyelesaikan KP, lalu bergerak untuk TA dan kuliah seperti biasa (harus dengan peningkatan IP) ditambah dengan menyelesaikan beberapa SKS S2 di tingkat tua (tingkat 4).

Padahal pengumuman penerimaan fasttrack juga belum muncul.. hehe
Yah biarlah, namanya juga pengharapan, bagian dari cita-cita.

Lalu ada keraguan, penyimpangan algoritma seperti :
  • Belum dapet topik TA yang spesifik. Semuanya seba menarik. Gara-gara mencintai Biologi seutuhnya, jadi susah menentukan pilihan kaaaan :3 #alesan
  • Masih ragu memilih mata kuliah S2 yang tepat untuk semester 7 dan 8.
  • Masih ragu pada kemampuan diri sendiri, meskipun pernah mengalami akselerasi, sepertinya yang ini akan sedikit berbeda dan lebih menantang!

Dan yang didepan hidung : adaaaa aja rintangan dalam mengumpulkan data KP contohnya kontaminasi kultur jaringan dengan tingkat survival <30%.

Rasanya belum sempurna jika seluruh target pencapaian itu belum terealisasikan. Lalu, gimana caranya supaya jadi real ?? 
The Secret (my secret) : visualisasikan, berdoa dan berikhtiar setelah itu tawakal.... 
Karena aku punya Allah J

Dan suatu hari nanti Insyaallah…


Love Fusion!!
Nisa Nur Iskandar S.Si dan Destry Nurfitri Arisandi S.Si
Pertengahan Juni 2013
Ruang Seminar Lt.3
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Institut Teknologi Bandung

(sedikit) alay memang, tapi bayangan ini benar-benar tak mau lepas dari kepala.. hahaha

“”… Apakah manusia akan mendapatkan segala yang dicita-citakannya? Maka milik Allah-lah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia” Qs. An-Najm : 24,25.

Ya Allah, permudah langkah kami, tunjukkanlah jalan yang terbaik menurutMu J
SEMANGAAAAAAATTTTT!!!!