Halaman

Kamis, 02 Januari 2014

Simfoni Tugas Akhir

Kalau diingat-ingat, rasanya hampir dua tahun kebelakang sebagian besar waktu hidupku diisi oleh tugas akhir selain tidur haha :)
Bagi yang "bermain" dengan makhluk hidup, mengerjakan tugas akhir bukan sekedar teori di atas kertas. Hofstadter's law bahkan bisa saja tidak berlaku #lebay .Terlalu banyak faktor "x" yang mungkin hanya dapat teratasi dengan bertawakal sepenuhnya pada Yang Memiliki hidup. 


Bagi seseorang yang moody dan idealis seperti aku, diperlukan rasa cinta dan kesadaran penuh dalam melakukan pekerjaan terutama yang menguras pikiran, tenaga, waktu dan emosi :D
Ketika kita mencintai apa yang kita kerjakan, sekalipun kita harus mengorbankan waktu liburan atau waktu istirahat di malam hari, rasanya akan ringan-ringan saja.

Di awal semester 6, dosen waliku menyarankanku untuk tidak ikut dalam proyek dosen. Bukan tanpa alasan, menurut beliau (yang juga merupakan dosen mata kuliah Metodologi Penelitian) :

"akan ada sesuatu yang hilang dalam rantai penelitian ketika dirimu 'hanya' mengerjakan proyek Dosen, yaitu menemukan masalah, kemudian membangun ide dari masalah tersebut". 

Saat itu aku ragu, "apa yang harus kulakukan?". Mencari ide sendiri tentu tidak mudah, selain itu ada rasa rendah diri ketika melihat kawan-kawan yang sudah tergabung dalam proyek Dosen.

"Tentu saja, ide-ide yang dimiliki pada Dosen untuk proyeknya sangat menarik dan advance, itu karena mereka sudah Doktor.. sementara dirimu kan masih mahasiswa. Tidak masalah meskipun ide risetmu tampak biasa-biasa saja. Yang penting kamu melakukan keseluruhan prosesnya, mulai dari menemukan masalah sampai didapatkannya hasil penelitian. Itulah scientist" 

Aku yang saat itu sedang bingung pada akhirnya memutuskan untuk melakukan apa yang beliau sarankan. Aku mencari sendiri apa yang ingin kukerjakan, sekalipun itu berarti aku harus mencari sendiri biaya penelitian (bisa diakali dengan menggunakan tabungan, beasiswa dan menghemat uang makan) sekaligus menentukan sendiri timeline dalam waktu yang sangat terbatas... dan komitmen untuk bekerja keras.

Awalnya memang tak mudah, karena betapa awamnya diriku dan betapa terbatasnya wawasanku, aku jadi tak bisa menentukan parameter keberhasilan yang baik sehingga terlalu banyak celah dalam proposal penelitianku. Baru setelah empat kali revisi, proposal penelitianku bisa diterima.
Memori yang menyenangkan untuk di kenang :)

Setiap orang memiliki pilihannya masing-masing dan setelah berjalan hampir dua tahun rasanya ini memang pilihan yang tepat buatku :)

Selama berjalannya TA banyak sekali bantuan tak terduga yang (akan sangat-sangat-sangat) keterlaluan jika aku tidak mensyukurinya. Mulai dari Dosen pembimbing yang sangat baik, dan Dosen-dosen lainnya yang memberikan banyak masukan ilmu serta bantuan materi berupa alat dan bahan kimia yang sangat mahal harganya (padahal jelas TA ku bukan proyek, dan kalau benar-benar biaya sendiri tanpa bantuan Dosen-dosen yang baik hati itu mungkin aku tak mampu) ; keberadaan rekan-rekan Lab yang mempermudah TAku (Kak Asep, KaChang, KaIra, KaFitri, KaMarfi, MakAyu, MakEma) ; keberadaan Pak Ori dkk.; keberadaan Pak Narto yang tak pernah bosan menghibur, mengganggu dan diganggu 24 jam ; teman-teman yang selalu memberikan semangat dan terutama doa kedua orang tua, hingga rintangan yang ada sejauh ini masih dapat teratasi :)


Setiap preparat membutuhkan waktu 8 hari untuk dibuat, sebagian pita rusak, sebagian tak terwarna dengan baik, sebagian terwarna terlalu tebal, meski begitu semuanya adalah memori yang menyenangkan untuk di kenang, bagian kecil dari kegagalan :)

Memang adakalanya semangat untuk mengerjakan TA benar-benar drop. Biasanya setelah tak henti-hentinya melakukan rutinitas yang sama berhari-hari ditambah kewajiban kuliah, saat lab begitu sepi, saat pulang larut sendirian dan harus kembali esok subuhnya, saat menyadari betapa terbatasnya materi dan fasilitas yang ada untuk merealisasikan penelitian...

Tapi ketika tersadarkan kembali bahwa "ini adalah langkah yang dirimu pilih!" dan saat teringatkan kembali latar belakang "mengapa" penelitian itu harus dilakukan, semangat yang telah layu bisa perlahan-lahan bangkit dengan sendirinya.

Mungkin bagi beberapa orang tampaknya aku terlalu habis-habisan dan terlalu idealis.
Tapi bagiku, ini adalah proses dari pembuatan sebuah karya, ada perasaan senang, tertantang sekaligus frustasi yang sama seperti ketika membuat karya seni, tanyakan saja perasaan itu pada seorang seniman :)
Selain itu ada perasaan hormat yang bermetamorfosis menjadi rasa tanggung jawab pada Dosen pembimbingku yang telah membiarkanku melakukan apa yang ingin kulakukan, dan memberikan begitu banyak bantuan.
Serta rasa simpati pada seseorang yang seringkali berucap "andai Bapak dulu punya kesempatan sekolah kayak Nisa" setiapkali tanpa sadar aku mengeluh setelah lelah mengerjakan pekerjaan Lab :)

Semua itu.. menjadi beban moral ketika aku malas atau leyeh leyeh mengerjakan TA hehehe

Yah, setiap orang memiliki pilihannya masing-masing dengan resikonya masing-masing...
Sekalipun hanya bagian kecil dari perjuangan sebagai seorang mahasiswa, ada banyak hal menarik yang bisa dijadikan pelajaran di sana.

Itu simfoni TAku, bagaimana denganmu? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar