Politik
Politik (po.li.tik) [n] /1. (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (spt ttg sistem pemerintahan, dasar pemerintahan)/2. segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dsb) mengenai pemerintahan negara atau thd negara lain /3. cara bertindak (dl menghadapi atau menangani suatu masalah) --Kamus Bahasa Indonesia--
Lapangan yang mungkin nggak akan pernah aku sentuh, bahkan mungkin kuhindari.
Bukan sekedar karena penuh intrik. Tapi karena aku selalu
merasa cupu, nggak ngerti apa-apa. Mentalku nggak cukup kuat untuk mencernanya.
Jadi setiap kali ada yang berbicara, berdebat mengenai ini, aku hanya melongo.
Dan kalau ada yang mengajak debat, rasanya ingin ketawa sekaligus menangis (?).
Termasuk politik di tubuh kemahasiswaan, yang seringkali
dilandasi emosi dan kepentingan golongan.
Kemahasiswaan (ke.ma.ha.sis.wa.an) [n] seluk-beluk mahasiswa; yang bersangkutan dng mahasiswa --Kamus Bahasa Indonesia--
Tidak berpolitik bukan berarti tidak peduli kondisi sosial
kan?
Setiap orang berhak menentukan jalannya masing-masing, dan
politik bukan jalan yang akan kupilih. Jadi aku menceburkan diri ke jalan
(kolam?) lain, entrepreneur.
Entrepreneur ; (ahn-truh-pruh-nur) /1. the owner or manager of a business enterprise who, by risk and initiative, attempts to make profits/ 2. a middleman or commercial intermediary. --Collin English Dictionary--
Ah, mungkin belum bisa disebut menceburkan diri… Bisa
dibilang baru becek-becekan. Baru sebatas teori. Belum start up (malu) :’>
Bagiku entrepreneur adalah sebuah tantangan yang besar dan keren.
Entrepreneur dituntut untuk menciptakan sebuah ide yang desirable, feasible
dan viable (IDEO, 2011).
Feasibility bisa dihitung diatas kertas, diuji dan diteliti.
Sifatnya kuantitatif. Yang paling susah itu desirable, karena berkaitan dengan
rasa, dengan hati, dengan emosi. Dengan manusia.
Ide itu selanjutnya direalisasikan tentunya by risk and
initiative.
Dan inovatif, supaya viable.
Menurutku, salah satu contoh kerennya adalah keripik pedas Maicih. Makanan
ringan pedas itu super desirable, orang Indonesia mana yang nggak kenal dan
nggak suka keripik pedes?? (kecuali yang nggak kuat pedes)
Makanan itu bukan barang baru, bahkan bisa dibilang makanan
tradisional. Sangat feasible untuk dibuat, proses produksinya nggak susah,
bahannya mudah didapatkan, biaya produksi terjangkau
sehingga harga jual juga terjangkau.
Tapi yang membedakan adalah komposisi, kemasan dan
marketingnya. Ada inovasi disana. Level kepedasan yang berbeda, kemasan yang
menarik, mekanisme pemasaran via online, toko berjalan.. Maicih berani ambil
resiko dengan membuat sistem pemasaran baru. sangat viable.
Dan seperti yang kita tau, pada akhirnya keripik pedas Maicih
itu memiliki nilai jual yang meningkat berkali-kali lipat dibandingkan keripik
pedas tak bermerk.
Keren ya…
Ayo jadi entrepreneur!
Dalam kegalauan otak, membangun
semangat, mencari ide, memikirkan strategi untuk keuangan Al Hayaat dan keuangan pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar