Tanpa memedulikan luka sepele tersebut aku melakukan aktifitas seperti biasa. Kebetulan hari itu aku melakukan analisa protein dengan SDS-Page yang mengharuskanku menggunakan sarung tangan karet. Karena sampel yang kukerjakan cukup banyak, aku menggunakannya hingga >10 jam dan hanya kulepas ketika akan shalat. Esoknya jari tanganku membengkak dan tampak kantung nanah pada bagian dalam kulit daerah luka. Rasanya sakit dan cukup mengganggu aktifitasku.
Kuduga jariku terinfeksi dengan mikrofloraku sendiri, yaitu mikroorganisme yang secara normal bersimbiosis dengan manusia. Adanya luka mengakibatkan mikroflora dapat masuk dan menginfeksi kulitku. Selain itu, mungkin karena hari sebelumnya aku menggunakan sarung tangan karet nyaris seharian, tanganku jadi lebih lembab dari biasanya.
Satu-satunya cara yang kupikirkan untuk menyembuhkannya adalah dengan mengeluarkan nanah yang terjebak dalam kulitku dan membiarkan lukanya mengering. Semuanya kulakukan dengan steril menggunakan peralatan standar lab. Setelah dua kali mencoba, infeksinya tidak kunjung sembuh. Ternyata luka tersebut baru bisa sembuh setelah seluruh jaringan yang terinfeksi dibuang.
Tiga minggu kemudian, kejadian yang sama terulang lagi, kali ini jari manis kiriku yang terinfeksi -_-
#ih jari manis terus yang infeksi, kalau udah dipasang cincin enggak akan kayaknya :p
Padahal pada kejadian yang kedua, ketika terdapat luka akibat mencabut hangnail, aku sudah melakukan pencegahan infeksi dengan mengusahakan agar kondisi tanganku bersih dan kering, serta memberikan larutan antiseptik (bet*d*ne), tapi tetap saja tidak berhasil. Mungkin juga karena pola hidupku yang cukup berantakan akhir-akhir ini, sistem imunku melemah sehingga aku mudah sakit.
Karena penasaran, akhirnya aku mencari literatur mengenai infeksi-infeksi yang dapat terjadi pada tangan. Ternyata kasus seperti ini disebut Paronychia, infeksi yang umum terjadi pada kulit (tapi baru pertama dan kedua kali kualami seumur hidupku -_-).
Paronychia, di sebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, mikroflora yang secara alami terdapat pada kulit manusia namun dapat berpotensi menjadi patogen. Kalau berdasarkan penjelasan kuliah dari universitas tetangga dan berdasarkan artikel ilmiah ini, ternyata S. aureus bisa memproduksi enzim koagulase.
#Hayoo masih inget nggak koagulase dipake untuk apa?
Koagulase adalah enzim yang berperan dalam mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin pada mekanisme penyembuhan luka di tubuh kita. Tapiii dalam kasus ini S. aureus memproduksi dan menggunakannya untuk membentuk pelindung di daerah sekitar mereka. Akibatnya mereka jadi terbungkus dan terlindungi dari sistem pertahanan tubuh kita termasuk dari mekanisme fagositosis (ketika sel darah putih memakan bakteri yang menginfeksi tubuh).
Pinter juga yaaa makhluk yang satu iniiii -_-
Mungkin itulah kenapa lukaku baru bisa sembuh ketika semua jaringan yang terinfeksi kubuang.
Kejadian "sepele" ini menjadi semacam pengingat bagiku. Ditengah kesibukan aktifitas sehari-hari, menjaga kondisi tubuh juga perlu diprioritaskan. Biasanya kalau udah hectic tanpa sadar kita dzhalim dengan diri sendiri. Lupa makan, males makan, lupa istirahat hingga akhirnya sistem imun melemah dan penyakit-penyakit "kecil" seperti ini bermunculan. Toh kalau udah sakit, aktifitas dan produktifitas juga jadi terhambat kan.. :)
Semoga Allah selalu memberikan kekuatan, kesehatan serta perlindungan pada jiwa dan raga kita yaa:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar