Saat itu pasti
merupakan saat yang luar biasa
Ketika Ia
berkehendak untuk mempertemukanmu denganku
Dalam skenarioNya
yang tanpa cacat dan tanpa cela
Di atas bumiNya yang
sempit, setelah sekian lama semenjak ruh kita ditakdirkan untuk bersama
Lalu kau dan aku
dilahirkan dalam raga yang terpisah jarak dan waktu, dan masing-masing tumbuh
dengan tempaan yang berbeda
Saat itu pasti
merupakan saat yang luar biasa
Ketika aku mencoba
melihat dunia dari matamu, dan kau dari mataku
Mencoba memahami
duniaku yang penuh dengan kanak-kanak, pelangi, hujan dan bintang
Memahami bentuk
kebahagiaanku yang sederhana, seperti mencoba memasak sesuatu yang baru,
menciptakan benda-benda aneh, berjalan menyusuri trotoar, jalan setapak, hutan
atau pinggiran rel
Berkelana dari satu
tempat ke tempat yang lain, atau sekedar menerka makna kehidupan dalam bus-bus,
kereta ekonomi dan ramainya pasar
Sama seperti ketika
aku berusaha memahami duniamu, memahami bentuk kebahagiaanmu
Saat itu pasti
merupakan saat yang luar biasa
Ketika mimpimu dan
mimpiku menjadi bagian dari mimpi kita
Melengkapi satu sama
lain, membuat segala sesuatunya berwujud, bukan sekedar wacana
Menciptakan
pola-pola cantik yang kita goreskan dalam lembar kehidupan kita yang pendek
Membentuk gambaran
tegas mengenai apa yang kita cita-citakan untuk masa depan, mempersiapkan titipan
apa kiranya yang bisa kita wariskan untuk ummat
Dua manusia kecil
dengan mimpi-mimpi yang besar
Saat itu pasti
merupakan saat yang luar biasa
Ketika kau berada di
depanku, cahayaku, menuntunku melewati kegelapan
Meski tak selalu
terang benderang karena kau manusia, tak sempurna, sama seperti aku
Maka aku ada di
belakangmu, menjadi sandaran ketika kau lelah
Beristirahat sejenak
dalam perjalanan kita yang jauh untuk mencapai tujuan
Saat itu pasti
merupakan saat yang luar biasa
Ketika keberadaanmu
menjadi sebuah bentuk rasa syukurku yang tak terkira padaNya
Ketika rasa cintaku
padamu menambah rasa cintaku padaNya berkali-kali lipat
Maka ketika Ia
berkehendak
Tidak waktu, tidak
jarak, tidak pula keadaan yang dapat menghalangimu untuk menjemputku
Wahai pemimpinku
yang kurindukan, manusia yang bersamanya aku menjadi lebih baik